The Great Wall, Debut Terbesar Hollywood di Pasar Tiongkok

marketeers article
Photo Credit: Dok. Legendaris

Sebuah kolaborasi film Hollywood dan Tiongkok akhirnya kembali hadir. The Great Wall yang bercerita tentang Tembok Raksasa China berhasil meraup 462 juta yuan (setara US$ 67 juta) di daratan Tiongkok selama akhir pekan pembukaannya.

Film berbahasa Inggris yang dibintangi Matt Damon dan Andy Lau ini memang menjadi film Hollywood terpanjang pertama yang syuting di daratan Tiongkok. Film yang memakan biaya produksi US$ 150 juta ini disutradarai oleh sutradara lokal Zhang Yimou, dan menjadi film terlaris.

Sebuah konsultan film Ent Group mengatakan, film yang meraih sedikitnya 100 juta yuan dalam penjualan tiket, dianggap sukses di Tiongkok, pasar film terbesar di dunia setelah Amerika Serikat.

The Great Wall merupakan produksi kolaborasi antara Legendary East, anak usaha dari miliarder Wang Jianlin, pemilik Wanda Group dengan Hollywood. Perusahaan itu menghabiskan miliaran dolar untuk memperluas film ke jaringan televisi dan taman hiburan.

Richard Huang, analis Nomura Holdings, Inc mengatakan pada Bloomberg bahwa penjualan tiket yang besar menjadi bukti bahwa pasar film Tiongkok sangat menguntungkan. Kendati, film tersebut tak menuai kesuksesan serupa di pasar box office Amerika.

Misalnya Warcraft, film beranggaran besar yang juga diproduksi Legandaris pada pertengahan tahun lalu. Film ini membukukan penjualan tiket sekitar US$ 212 juta di pasar Tiongkok. Padahal, di AS, film tersebut hanya meraih US$ 47,2 juta.

Artinya, Legendaris masih punya kesempatan yang lebih besar meraup keuntungan dari The Great Wall. Peter Loehr, sang produser film mengatakan, anggaran marketing The Great Wall lebih besar ketimbang Warcraft. Namun, sayang, Peter menolak untuk mengungkapkan jumlah anggaran tersebut.

“Kunci agar film ini disaksikan dalam beberapa minggu ke depan adalah film bisa menerima ulasan yang positif demi menjaga momentum,” kata Richard Huang mengomentari.

Reaksi dari para penonton dan kritikus film cukup beragam. The Great Wall hanya mencetak skor 5,7 dari 10 pada pemeringkat film online imdb.com. Douban (Rotten Tomatoes versi Tiongkok) saat ini mengulas The Great Wall dengan skor 4,9 dari 10.

Bahkan, People’s Daily, koran resmi Partai Komunis Tiongkok menyebut film ini “tidak bertanggung jawab” dan mencoba “merebut bola mata” dengan mengorbankan kesejahteraan industri film Tiongkok. Akan tetapi, pada situs rating Tiongkok Maoyan, film ini meraih skor cemerlang yaitu 8,4.

Debut pertama sangat penting bagi film-film yang dipasarkan di Tiongkok. Sebab, bioskop di Tiongkok menyesuaikan jadwal mereka setiap beberapa hari untuk memperkenalkan film-film baru yang menjanjikan. Bioskop juga akan memperpanjang jangka tayang dari film yang masih terjual dengan baik.

Promosi word-of-mouth dan berbagai ulasan juga penting untuk membangun gebrakan film The Great Wall, yang katanya paling mahal yang pernah dibuat di Tiongkok. Pasalnya, film ini baru beredar di pasar luar negeri, termasuk Indonesia, beberapa pekan setelah tayang di negeri berpenduduk 1,3 miliar itu.

Rumah produksi Tiongkok Le Visi Pictures dan Universal Pictures turut terlibat dalam memproduksi film ini yang dijadwalkan rilis di 30 negara termasuk di Amerika Serikat dan Eropa hingga April 2017.

Subsidi Qingdao

The Great Wall juga menjadi film pertama yang mendapatkan subsidi penggunaan fasilitas di Wanda Studio Metropolis, di Qingdao, Tiongkok, sebuah kompleks studio film terbesar di dunia yang masih dalam tahap finalisasi pembangunan.

Pada Oktober 2016 lalu, Wanda memberikan insentif kepada sineas Hollywood untuk membuat filmnya di kompleks seluas 200 hektare. Selain Legendaris, delapan studio termasuk Lions Gate berkomitmen menggunakan fasilitas tersebut.

Pada tahun 2017 ini, Tiongkok berpeluang menjadi pasar box office terbesar di dunia. Meskipun pada tahun lalu, minimnya film-film hits menyebabkan pertumbuhan penjualan tahunan film di Tiongkok menjadi yang paling lambat sejak tahun 2008.

Film The Great Wall bercerita tentang dua orang bandit bayaran bernama Wiliam Garin (Matt Damon) dan Pero Tovar (Pedro Pascal) yang menyusup ke dalam kekaisaran Tiongkok untuk mencuri bubuk mesiu. Pada suatu ketika, mereka menyadari bahwa mereka terjebak dalam perang besar yang sedang berlangsung di negeri tersebut. Namun, bukan manusia yang mereka lawan, melainkan monster menakutkan.

Related

award
SPSAwArDS