Greenfields Boyong 8.000 Sapi Hostein ke Malang

marketeers article
Setelah lima belas tahun berdiri di Indonesia, perusahaan susu dan keju PT Greenfields Indonesia memperluas area peternakan terpadunya di Malang, Jawa Timur. Peternakan seluas 180 hektare itu akan memuat 8.000 sapi hingga tahun 2017. Dengan penambahan itu, kedua peternakan Greenfields dapat meningkatkan produksi susunya sebesar 60 hingga 65 juta liter per tahun.
 
Saat ini, Greenfields beroperasi di area peternakan seluas 50 hektare di Malang, Jawa Timur. Peternakan ini memiliki 7.200 sapi Hostein dengan 2.800 di antaranya adalah sapi perah. Setiap tahunnya, perusahaan yang didirikan oleh pengusaha agribisnis asal Indonesia dan Australia itu memproduksi 27 juta liter susu.
 
“Tahun ini, kami akan menambah 700 sapi, sehingga total mencapai 7.800 sapi. Kami berharap, produski tahun ini mencapai 35 juta liter per tahun,” kata Jan Vistisen Head of Sales & Marketing Austasia Dairy Group di Jakarta, Rabu (8/4/2015).
 
Jan menjelaskan, susu yang dihasilkan di Indonesia dikemas dan diolah secara terintegrasi di peternakannya di Desa Babadan, Gunung Kawi, Malang. Melalui PT AustAsia Food, 50% produksi Greenfields didistribusikan ke negara Asia Tenggara termasuk Singapura, Malaysia, Filipina, Myanmar, Brunei, Kamboja, dan Hong Kong. Bahkan, pihaknya telah merambah pasar Tiongkok dengan memiliki empat lahan peternakan di Shandong, Tiongkok. Di sana, ada sekitar 40.000 sapi dengan 28.000nya adalah sapi perah. Total produksinya pun cukup besar, sekitar 250 juta liter susu.
 
“Indonesia merupakan pasar potensial bagi kami. Dengan populasi 240 juta jiwa, total nilai pasar susu di Indonesia hanya US$ 50 juta. Jauh tertinggal dengan Singapura yang dengan sembilan juta penduduk, total pasar susu di negeri itu menembus US$ 160 juta. Anda bisa melihat peluang itu bukan?,” ujar Jan.
 
Sebab itu, bulan ini pihaknya menambah tiga titik distribusi, yaitu dua di Pekanbaru dan satu di Palembang. Penambahan itu melengkapi sembilan distribusi Greenfields saat ini, antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, Bali, Medan, Bandung, Padang, dan Balikpapan. Ke depan, Greenfieldds juga akan menambah cakupan distribusinya ke wilayah Timur Indonesia, salah satunya Lombok. 
 
Jan menegaskan, salah satu tantangan terberat yang dihadapinya saat ini, yaitu mencari mitra distribusi yang memiliki gudang pendingin atau cold storage yang memadai. Katanya, bisnis Greenfields tumbuh dengan cepat, namun kapasitas penyimpanan di sejumlah daerah kerap tidak bertambah. “Belum lagi dengan masalah listrik yang bisa mati kapan saja. Itu juga menjadi tantangan,” cetusnya.
 
Jan mengaku Greenfields menguasai 38% pangsa pasar susu murni di ritel modern dalam negeri. Jika dibandingkan dengan kurtal pertama tahun lalu, penjualan Greenfields tumbuh 50% pada kuartal tahun ini. Selain mengembangkan area distribusi, Greenfields juga melakukan inovasi baik dari varian rasa maupun ukuran kemasan yang dibuat dari dua proses pengolahan susu, yaitu pasturisasi dan Ultra High Temperature (UHT) . Bahkan, bulan April ini, Greenfields meluncurkan ukuran family size 1,89 liter untuk produk susu segarnya. Ukuran itu merupakan standar ukuran susu keluarga di Amerika Serikat.

Related

award
SPSAwArDS