CEO TCASH Ungkap Hal Tersulit Dalam Bisnis Digital Payment

marketeers article

TCASH sebagai penyedia layanan digital dari Telkomsel, sebenarnya sudah ada sejak tahun 2008. Namun, selama beberapa waktu, layanan TCASH seolah tidak terdengar. Baru sekitar dua tahun ke belakang TCASH mulai muncul kembali.

“Kami sudah ada sejak tahun 2007-2008. Saat itu produk e-money belum hot, saat itu juga belum ada Alipay dan WeChat Pay,” ujar Danu Wicaksana, CEO TCASH.

Saat itu menurutnya pasarnya belum siap sepenuhnya. Terlebih bisnis Telkomsel kala itu sedang fokus dalam sektor smartphone yang memang sedang amat berkembang.

Sekitar tahun 2015, TCASH mulai muncul kembali. pada saat itu, sektor digital payment sudah mulai bermunculan. Terlebih layanan seperti Alipay dan WeChat Pay juga berhasil merubah kebiasaan konsumen di China. Sehingga hal tersebut memungkinkan untuk mulai diadopsi di Indonesia.

Hingga pada satu titik manajemen Telkomsel melihat perlu ada perubahan yang signifikan dan TCASH butuh untuk didorong lebih lagi. Menurut Danu, manajemen memutuskan TCASH harus diberi kebebasan dan otoritas sebagai perusahaan independen, namun kami masih menjadi bagian dari Telkomsel.

“Akhirnya banyak talenta-talenta baru masuk yang DNA-nya berbeda dengan Telkomsel. Sampai kantor kami juga dipisah. Kami diberi otoritas yang tidak dirasakan oleh unit bisnis lain Telkomsel.”

Sampai saat ini menurut Danu hal tersulit dalam bisnis digital payment adalah mengubah kebiasaan orang Indonesia. Sampai tahun 2017 lalu, sekitar 80% transaksi itu masih dalam bentuk tunai.

“Kalau kami mau mengubah kebiasaan ini butuh trigger yang tidak haya sekali tapi juga secara terus menerus. Masalah selanjutnya adalah kepercayaan, karena kita bicara uang di sini. Bagaimana meyakinkan diri bahwa produk seperti TCASH ini bisa dipertanggungjawabkan,” pungkas Danu.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS