Halal Tourism, Peluang Baru Pariwisata Indonesia

marketeers article
FILE In this Jan. 28, 2015 file photo, a Muslim tourist couple walks under an arch of traditional Chinese lanterns at a shopping mall in Kuala Lumpur, Malaysia. Halal tourism is growing as the hospitality industry seeks ways to better serve Muslim travelers, from providing alcohol-free venues to swimming areas that are segregated by gender. (AP Photo/Joshua Paul, file)

Tingginya angka wisatawan muslim di dunia membuka peluang terciptanya pariwisata ramah muslim. Potensi halal tourism yang belum banyak disadari di Indonesia dapat menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia belum dapat menciptakan wisata yang ramah muslim. Hal ini diungkapkan oleh Priyadi Abadi, CEO Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF). Menurut Abadi, agen-agen travel di Indonesia belum menyadari potensi halal tourism. Sebagian besar agen travel masih terfokus pada paket wisata haji dan umroh.

Dibandingkan dengan negara non-muslim, Indonesia masih tertinggal dalam membangun halal tourism. Kendati bukan negara mayoritas muslim, China, Jepang, dan Thailand sudah siap dalam mengakomodir kebutuhan wisatawan muslim. Prediksi meningkatnya angka wisatawan muslim memicu negara-negara tersebut mempercepat kesiapan mereka.

“Kita dapat belajar dari negara-negara non-muslim yang telah mengembangkan halal tourism. Peluang bisnis ini potensial, terlebih Indonesia adalah negara muslim terbesar,” ungkap Tazbir Abdullah, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata dalam MarkPlus Center for Public Services di Jakarta, Kamis (20/4/2017).

China melalui China Muslim Association (CMA) telah mengakomodir kebutuhan para pebisnis sektor wisata dalam memberikan sertifikasi halal dan muslim friendly bagi organisasi-organisasi yang bergerak pada sektor tersebut. Pada November 2015, Taiwan mengundang wisatawan Indonesia untuk melakukan simulasi halal tourism. Sementara, dalam empat bulan mendatang, Thailand mengundang sekitar tiga puluh agen travel Indonesia untuk mensosialisasikan kesiapan mereka dalam menyambut wisatawan muslim.

Thailand sebagai salah satu negara non-muslim yang telah mengembangkan halal tourism telah memiliki hotel, restoran, spa, dan berbagai objek wisata ramah muslim. Kesiapan Thailand dalam mengakomodir kebutuhan wisatawan muslim mendongrak jumlah wisatawan muslim di Thailand. Pada tahun 2015, lebih dari lima juta wisatawan muslim mengunjungi Thailand.

Kementerian Pariwisata berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi pengembangan halal tourism. Beberapa daerah yang menjadi target terciptanya halal tourism adalah Lombok, Padang, Aceh, dan Banyuwangi. Tazbir menilai, rencana menciptakan segmentasi wisata muslim bagi Lombok dapat meningkatkan eksistensi pariwisata Lombok.

Memberikan segmentasi berbeda dari destinasi wisata ternama seperti Bali dipercaya dapat menyejajarkan popularitas destinasi wisata baru dengan destinasi wisata ternama. Tertarik mencoba peluang bisnis halal tourism?

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related

award
SPSAwArDS