Harga Komoditas Pangan Turun, BPS Catat Agustus Deflasi 0,21%

marketeers article
Harga Komoditas Pangan Turun, BPS Catat Agustus Deflasi 0,21%. (FOTO: Tangkapan Layar/YouTube BPS)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk periode Agustus 2022 mengalami deflasi sebesar 0,21% secara month to month (mtom). Hal itu berdasarkan hasil pemantauan IHK oleh BPS di 90 kota.

Kepala BPS Margo Yuwono menuturkan dengan deflasi itu, IHK tercatat mengalami penurunan dari 111,80 pada Juli 2022 menjadi 111,57 untuk Agustus 2022. Dia menerangkan deflasi tersebut terjadi seiring penurunan harga komoditas pangan di dalam negeri.

“Kalau diperhatikan komoditas utama penyumbang deflasi pada agustus 2022 ini berasal dari bawang merah, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, dan daging ayam ras,” kata Margo di Jakarta, Kamis (1/9/2022).

Dia membeberkan deflasi Agustus 2022 menjadi yang terdalam sejak 2019. Pada September 2019, Indonesia tercatat mengalami deflasi sebesar 0,27%.

Sementara itu, tingkat inflasi tahunan kalender dari Januari hingga Agustus 2022 mencapai 3,63%. Selanjutnya, inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) atau Agustus 2022 terhadap Agustus 2021 terjadi inflasi sebesar 4,69%.

“Komponen inti pada Agustus 2022 mengalami inflasi sebesar 0,38%. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Agustus) 2022 sebesar 2,50% dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Agustus 2022 terhadap Agustus 2021) sebesar 3,04%,” ucapnya.

Margo mengungkap berdasarkan hasil pemantauan IHK di 90 kota, sebanyak 79 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat terjadi di Ambon, yaitu 0,82%, sedangkan deflasi terdalam berada di Tanjung Pandan, yakni 1,65%.

“Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,65% dengan IHK sebesar 115,34 dan terendah terjadi di Depok dan Kediri masing-masing sebesar 0,01% dengan IHK masing-masing sebesar 113,29 dan 111,01,” tuturnya.

BPS meminta pemerintah tetap mewaspadai kondisi global lantaran belum pulihnya rantai pasok dunia yang berpengaruh terhadap harga-harga internasional. Dia melihat harga komoditas impor trennya memang sudah mengalami penurunan. Namun, di sisi lain ketidakpastian masih sangat tinggi dengan tantangan geopolitik yang belum mereda.

“Yang perlu kita waspadai adalah utamanya terkait dengan harga pangan secara internasional yang merupakan komoditas impor. Ini perlu mendapatkan catatan karena ketidakpastian masih tinggi,” katanya.

Tak hanya itu, pemerintah diminta memperhatikan perkembangan impor, khususnya bahan baku di sektor industri. Berdasarkan data BPS sejak Januari 2022 hingga Juli 2022, nilai impor mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Dia mengakui peningkatan impor bahan baku menjadi sinyal positif bagi perekonomian nasional. Hal itu menandakan aktivitas sektor industri makin bergeliat setelah dihantam pandemi COVID-19.

“Tapi di sisi lain pelemahan nilai tukar dan harga internasional yang bergerak ini bisa menjadi beban bagi pelaku usaha di dalam negeri,” ujarnya.

Related

award
SPSAwArDS