Harga Sawit Hari Ini 17 Januari Lanjutkan Penurunan, India Pangkas Impor

marketeers article
Ilustrasi sawit. (FOTO: 123rf)

Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali turun, seiring lesunya permintaan, terutama yang berasal dari pembeli utama, India. Penurunan tersebut juga dikontribusi dari anjloknya minyak nabati sejenis.

Dilansir Reuters, Jumat (17/1/2025), harga sawit untuk pengiriman April di Bursa Malaysia Derivatives Exchange merosot MR 42, atau 1% menjadi MR 4,144 per metrik ton pada sesi jeda siang hari.

BACA JUGA: Foto Mesra Bocor, Ini Sinopsis My Dearest Nemesis yang Bikin Netizen Heboh

“Penurunan impor oleh pembeli utama India menjadi perhatian utama bagi pasar minyak sawit, terutama karena persaingan makin ketat antara minyak kedelai dan minyak lobak yang lebih murah,” kata seorang trader yang berkantor pusat di Mumbai.

India, sebagai negara importir minyak nabati terbesar dunia diprediksi menurunkan impor sawitnya dalam jumlah besar. Pasalnya, margin penyulingan makin susut sehingga mendorong pembelian ke minyak kedelai yang lebih kompetitif.

BACA JUGA: Inovasi dan Relevansi Kunci Pertumbuhan Industri Periklanan

Sementara itu, Indonesia menyetop penyaluran subsidi untuk program mandatori biodiesel minyak sawit, dan penanaman kembali karena adanya restrukturisasi organisasi di lembaga pendanaan minyak kelapa sawit.

Kontrak minyak kedelai Dalian yang paling aktif merosot 1,84%, sementara kontrak minyak sawitnya anjlok 1,31%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade menguat 0,68%.

Harga minyak sawit terpengaruh dengan pergerakan banderol minyak nabati lainnya. Jika harga sawit naik, maka ada alternatif minyak nabati lain yang bisa digunakan.

Ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-15 Januari diprediksi turun antara 15,5% dan 23,7%, berdasarkan surveyor kargo Intertek Testing Services dan perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia.

Minyak sawit FCPOc3 kemungkinan merosot lebih lanjut di kisaran MR 3.947-4.045 per metrik ton, didorong adanya gelombang C yang besar.

Editor: Ranto Rajagukguk

award
SPSAwArDS