Pakar pemasaran sekaligus Founder and Chair MCorp Hermawan Kartajaya menyoroti tantangan besar yang dihadapi dunia bisnis pada era perubahan teknologi dan politik yang kian dinamis. Hermawan menegaskan kecanggihan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI) memang tak terelakkan, namun bukan berarti peran manusia dan konsultan menjadi usang.
“Teknologi berubah terus. Dulu gak ada AI, sekarang ada AI. Terus gimana? Apakah konsultan ini masih tetap diperlukan? Semua bisa tanya AI,” ujar Hermawan dalam acara Ngobrol Pintar (NGOPI) Agribusiness Entrepreneurial Marketing bersama Asia Council for Small Business (ACSB) di Bali, dikutip Jumat (20/6/2025).
Menurut dia perubahan bukan hanya terjadi pada teknologi, melainkan juga politik, ekonomi, sosial, dan pasar. Ia menyoroti pentingnya adaptasi karena bisnis yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan akan tertinggal dan bahkan mati.
Hermawan mencontohkan meski Indonesia kini masuk dalam kelompok G20, pendapatan per kapita masyarakat masih di bawah US$ 5.000 per tahun. Ia juga membandingkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan Vietnam yang makin kompetitif.
BACA JUGA: Hermawan Kartajaya Ungkap Strategi Majukan Bisnis Petani Lokal
Dalam pengalamannya sebagai konsul kehormatan dan pebisnis, Hermawan menekankan pentingnya memahami lima pendorong perubahan: teknologi, politik-legal, ekonomi, sosial-budaya, dan pasar. Ia mengingatkan, perubahan di pasar sering kali merupakan akibat dari perubahan pada empat driver lainnya.
Hermawan juga mengkritisi ketergantungan berlebihan pada AI.
“Kalau orang itu menyerahkan diri bisnisnya diserahkan AI semua, ya kalah. Karena AI ini ngawur juga. Kadang-kadang ngawur juga. Dia ngambil dari data yang sudah ada di internet kan. Padahal data yang ada di internet itu banyak sampahnya,” ujarnya.
Ia mencontohkan pengalamannya menggunakan AI untuk membuat pantun saat berbicara di Sumatera Barat. Hasil AI memang baik, namun tetap kalah konteks dibandingkan karya asli orang lokal.
“Jadi pakai AI, tetapi jangan serahkan semuanya pada AI. Itu satu,” ucapnya.
BACA JUGA: Ini Kata Hermawan Kartajaya soal Masa Depan Marketing
Selain itu, Hermawan menyoroti perubahan sosial akibat internet dan media sosial yang menyebabkan masyarakat terpecah opini. Ia juga menyinggung pentingnya personal branding pada era digital, dengan mencontohkan kesuksesan Deddy Corbuzier sebagai podcaster yang mampu membangun jejaring luas dan menjadi fenomena baru di dunia hiburan dan politik.
Hermawan mengajak pelaku bisnis, khususnya generasi muda, untuk terus belajar, terbuka terhadap perubahan, dan tidak takut berinovasi.
“Lebih gampang memulai suatu bisnis daripada mempertahankan. Apalagi small business, banyak yang tidak punya entrepreneurship, tidak punya marketing, tidak ngerti driver-driver, sehingga tahan 5 tahun saja sudah untung,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk