ICAEW: Mitigasi Risiko Kejahatan Siber di Dunia Usaha Itu Penting

marketeers article
Data protection Cyber Security Privacy Business Internet Technology Concept.

Dari tahun ke tahun, perusahaan di seluruh dunia diimbau untuk terus meningkatkan dan mengelola keamanan siber (cybersecurity) mereka. Hal itu tentunya dilakukan untuk mengurangi risiko dari ancaman kejahatan siber.

Tidak dapat dipungkiri dalam beberapa tahun terakhir perkembangan digital terjadi secara masif. Dampak negatif yang tak bisa diabaikan adalah kejahatan siber tadi.

Selama dua tahun terakhir selama pandemi berlangsung, dunia usaha dihadapkan pada peningkatan ancaman siber dalam berbagai bentuk. Mulai dari penipuan daring hingga pembobolan data. Hal ini pun dirangkum dalam survei Deloitte bertajuk The 2021 Future of Cyber yang menemukan peningkatan serangan siber didorong adanya transformasi digital organisasi.

Karena itu, dunia usaha perlu memperkuat mitigasi risiko kejahatan siber mereka, agar perusahaan tetap mampu berkembang di tengah digitalisasi yang berkelanjutan. Organisasi global profesi Akuntan The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) percaya bahwa diskusi ini penting untuk menjawab tantangan dunia bisnis saat ini.

“Pandemi telah mempercepat transformasi bisnis pada level yang belum pernah ada sebelumnya. Para pelaku bisnis perlu menyadari risiko etis yang ditimbulkan oleh perubahan yang cepat ini,” tutur Elaine Hong selaku ICAEW Regional Director China and Southeast Asia.

Meningkatnya kebutuhan akan keamanan siber menyoroti pentingnya peran akuntan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan memitigasi ancaman siber, akuntan memainkan peranannya dalam membantu organisasi mendeteksi dan mengevaluasi risiko kejahatan siber serta meninjau keamanan dan kepatuhan siber perusahaan untuk mencegah potensi ancaman dan serangan dunia maya terhadap organisasi. 

Sebagai organisasi profesi akuntan, ICAEW bekerja untuk mendukung kantor jasa akuntan dan klien yang ingin meningkatkan keamanan siber dan mengurangi risiko ancaman siber terhadap mereka.

Ancaman kejahatan siber telah merugikan perusahaan yang terkena dampak di tengah percepatan transformasi digital yang dilakukan selama pandemi. Menurut survei Deloitte, sebanyak 69% pemimpin global dalam penelitian tersebut mengatakan akan ada peningkatan serangan siber yang signifikan di perusahaan mereka pada tahun 2021. 

Sementara itu, sebanyak 72% responden mengatakan bahwa organisasi mereka telah mengalami setidaknya satu dari 10 insiden pelanggaran kejahatan siber sepanjang tahun 2020. 

Selain memitigasi meningkatnya risiko kejahatan siber, masalah lain yang perlu ditangani adalah mendorong kesiapan penanggulangan pencucian uang atau pendanaan teroris, adaptasi inklusif sektor publik dan swasta dalam mengurangi risiko integritas bisnis, dan mempromosikan tata kelola yang berkelanjutan dalam bisnis untuk mendukung inisiatif environmental, social, dan governance (ESG).

Related

award
SPSAwArDS