Ikut PPG atau Lanjut S2? Ini Kelebihan dan Tantangannya

marketeers article
Ilustrasi guru (Foto: 123rf)

Kemendikbudristek kembali membuka PPG Dalam Jabatan Angkatan II Tahun 2023. Ini merupakan program untuk mempersiapkan lulusan sarjana yang ingin menjadi tenaga pendidik agar menguasai kompetensi sesuai Standar Pendidikan Guru.

Bagi Anda yang hendak menjadi tenaga pendidik, barangkali masih dirundung dilema antara melanjutkan S2 atau mengikuti PPG. Sederhananya, pascasarjana diperuntukkan bagi orang yang ingin menjadi dosen. 

BACA JUGA: Ada Ancaman Polusi, 5 Produk Ini Laris Manis di E-commerce

Adapun PPG merupakan program pelatihan untuk orang yang benar-benar ingin menjadi guru profesional. Keduanya tentu memiliki kelebihan dan tantangan tersendiri. 

Sekiranya Anda masih bingung menentukan pilihan, ulasan ini bisa menjadi bahan pertimbangan:

Kelebihan dan Tantangan PPG

Melansir laman Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), lulusan PPG berpotensi lebih besar menjadi guru, yang salah satu syaratnya ialah memiliki sertifikat pendidik. Program ini akan memberikan lulusannya sertifikat tersebut. 

Peserta yang memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kerja (NUPTK) juga bisa mendapatkan tunjangan sertifikasi. Adapun besarannya telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2019. 

BACA JUGA: Khofifah Indar Parawansa Raih Gelar Gubernur Srikandi: Punokawan Spirit

Perhitungan tunjangan bagi guru yang memiliki sertifikasi dibedakan menjadi empat golongan, yakni:

Golongan Pertama

– Golongan 1A berkisar antara Rp 1,56 juta-Rp 2,33 juta.

– Golongan 1B berkisar antara Rp 1,7 juta-Rp 2,47 juta.

– Golongan 1C berkisar antara Rp 1,77 juta-Rp 2,57 juta.

– Golongan 1D berkisar antara Rp 1,85 juta-Rp 2,68 juta.

Golongan Kedua

– Golongan 2A berkisar antara Rp2,02 juta — Rp3,37 juta.

– Golongan 2B berkisar antara Rp2,2 juta — Rp3,51 juta.

– Golongan 2C berkisar antara Rp2,3 juta — Rp3,66 juta.

– Golongan 2D berkisar antara Rp2,39 juta — Rp3,82 juta.

Golongan Ketiga

– Golongan 3A berkisar antara Rp2,57 juta — Rp4,23 juta.

– Golongan 3B berkisar antara Rp2,68 juta — Rp4,41 juta.

– Golongan 3C berkisar antara Rp2,8 juta — Rp4,6 juta.

– Golongan 3D berkisar antara Rp2,92 juta — Rp4,79 juta.

Golongan Keempat

– Golongan 4A berkisar antara Rp3,04 juta — Rp5 juta.

– Golongan 4B berkisar antara Rp3,17 juta — Rp5,21 juta.

– Golongan 4C berkisar antara Rp3,3 juta — Rp5,43 juta.

– Golongan 4D berkisar antara Rp3,44 juta — Rp5,66 juta.

– Golongan 4E berkisar antara Rp3,59 juta — Rp5,9 juta.

Selain mendapat tunjangan, peserta PPG pun tak perlu mengeluarkan biaya pendidikan sampai lulus karena sudah disubsidi oleh pemerintah. Mereka bahkan juga diberikan tempat tinggal (asrama) selama program berlangsung.

Di balik segala kelebihannya, program PPG tentu juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya, peserta harus bersaing dengan cukup ketat. 

Mereka juga mesti melalui serangkaian tahapan seleksi. Tahapan tersebut meliputi seleksi administrasi, tes potensi akademik (TPA), dan tes kompetensi bidang (TKB).

BACA JUGA: Mekari Tangkap Tren Adopsi Artificial Intelligence di Tanah Air 

Untuk itu, sebaiknya mulailah berlatih soal yang akan menjadi bahan acuan tes tersebut bila Anda ingin mengikuti program PPG. Begitu dinyatakan lolos seleksi, tidak serta merta kehidupan peserta PPG menjadi tenang. 

Mereka masih harus melalui serangkaian pendidikan yang cukup menguras mental dan fisik. Betapa tidak, peserta akan dilatih kemampuan intelektual, afektif, dan psikomotoriknya.

Kelebihan dan Tantangan Kuliah S2

Sementara itu, program S2 berpotensi menghasilkan tenaga pendidik dengan kemampuan dan keterampilan berstandar tinggi. Sebab, mahasiswa akan ditempa dengan metode pembelajaran dan tugas yang lebih berbobot.

Lulusan S2 juga memiliki peluang kerja yang lebih luas, tidak hanya menjadi guru atau dosen saja. Jadi, bagi Anda yang masih ragu meniti karier sebagai tenaga pendidik, akan lebih baik bila mempertimbangkan program ini.

Adapun tantangannya sendiri tidak berbeda jauh dengan PPG, yang mana seleksi penerimaannya terbilang cukup ketat. Calon mahasiswa mesti menjalankan tiga tes terlebih dahulu, yakni tes kemampuan berbahasa Inggris, tes kesehatan, dan tes intelegensi.

Selain itu, jika tidak mendapat beasiswa, biaya kuliah S2 akan ditanggung sendiri. Biaya itu pun tidak sedikit, diperkirakan bisa mencapai puluhan juta sampai lulus yang mencakup biaya awal pendaftaran, sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), dan kursus yang bersifat wajib.

Begitu pun dengan perkuliahan yang sama sulitnya dengan program PPG. Tugas yang diberikan kepada mahasiswa S2 terbilang cukup menantang, sebab mereka dituntut untuk berpikir keras dan kritis.

Demikianlah ulasan mengenai kelebihan dan tantangan dari masing-masing program PPG dan pascasarjana. Semoga penjelasan di atas dapat menjadi pertimbangan bagi Anda yang masih bimbang, ya! 

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS