Indonesia Marketing Association (IMA) chapter DKI Jakarta menyoroti peran penggunaan kecerdasan buatan (AI), terutama dalam ranah pemasaran. Penggunaan AI menjadi praktik yang kini digandrungi banyak perusahaan lantaran meningkatan efisiensi dan mengurangi biaya.
Fairu Zabadi, Vice President Communication IMA DKI, mengatakan bahwa meski AI memiliki peranan yang krusial, perusahaan perlu lebih bertanggung jawab dalam penggunaannya. Apalagi, menurutnya dalam konteks pemasaran, pembuatan konten menggunaakan AI masih perlu quality check dari manusia.
“Segala ide bermula dari kita, dan kita yang bertanggung jawab untuk menyaring apakah konten yang dihasilkan oleh AI sudah sesuai, baik dari aspek kualitas, relevansi konten lokal, personalisasi, privasi, serta berbagai pertimbangan lainnya,” katanya dalam acara Martech Summit 2025, Rabu (25/6/2025).
BACA JUGA: IMA Lanjutkan Komitmen Dorong UMKM Go Global lewat Marketing Unggul
Tambahnya, dari pengalamannya sebagai Country Marketing Manager di salah satu perusahaan multinasional, menurutnya, penggunaan AI harus spesifik. Misal dalam bagian customer center, penggunaan AI sebagai chatbot juga harus menyesuaikan target konsumennya.
“Banyak brand yang mengadopsi chatbot yang mana itu kurang efektif bagi segmen audiens baby boomers,” tambahnya.
BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini 25 Juni Stabil, Pegadaian Dijual Rp 1,91 Juta per Gram
Sebelumnya, Hermawan Kartajaya menyoroti tantangan besar yang dihadapi dunia bisnis pada era perubahan teknologi dan politik yang kian dinamis. Punggawa pemasaran ini menegaskan kecanggihan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI) memang tak terelakkan, namun bukan berarti peran manusia dan konsultan menjadi usang.
Hermawan juga mengkritisi ketergantungan berlebihan pada AI.
“Kalau orang itu menyerahkan diri bisnisnya diserahkan AI semua, ya kalah. Karena AI ini ngawur juga. Kadang-kadang ngawur juga. Dia ngambil dari data yang sudah ada di internet kan. Padahal data yang ada di internet itu banyak sampahnya,” ujarnya.