Indonesia Punya Potensi Medical Tourism

marketeers article
Sunset meditation silhouette. Active woman stand in yoga pose on beach rock to keep fit and health. Healthy lifestyle, fitness training, sport activity on summer family holiday.

Berdasarkan data yang dikumpulkan International Medical Travel Journal (IMTJ), para pasien asal Indonesia menghabiskan sekitar Rp 100 triliun setiap tahunnya untuk berobat ke luar negeri. Dalam sejumlah daftar destinasi, Singapura menjadi negara yang paling banyak dikunjungi.

Global survei yang dilakukan McKinsey pada tahun 2008 menegaskan bahwa alasan utama dari keputusan berobat ke luar negeri adalah mencari teknologi yang lebih canggih. Kemudian, pelayanan yang lebih baik, perawatan kesehatan lebih cepat, dan biaya lebih murah.

Hingga saat ini, survei tersebut tampaknya masih relevan dengan kondisi yang ada. Berbicara mengenai pelayanan kesehatan di Indonesia, perawatan yang terkenal adalah spa khas Bali.

Namun, meski mendulang sukses di Tanah Air dan diakui menjadi salah satu perawatan kesehatan terbaik bagi para turis, spa khas Bali belum didukung oleh prinsip-prinsip ilmiah. Selain itu, belum juga dipatenkan secara internasional.

Untuk bisa berdiri sebagai pemain di medical tourism, Indonesia harus memperhatikan faktor yang juga memainkan peran penting dalam industri ini. Yaitu teknologi. Bukan hanya dilengkapi dokter dan staf profesional serta layanan yang memuaskan, teknologi juga menjadi salah satu penarik minat pasien untuk pergi ke suatu negara yang menawarkan perawatan kesehatan.

Negara-negara seperti Singapura dan Korea Selatan telah membuktikannya dengan kehadiran The State of The Art. Mereka banyak memanfaatkan robot untuk membantu tindakan operasi. Robot-robot yang digunakan tersebut membantu mengurangi sayatan pada tubuh pasien. Sehingga, proses pemulihan pun dapat lebih cepat. Artinya, jika Indonesia ingin mengambil ceruk dari medical tourism ini, maka teknologi harus menjadi kunci.

Related

award
SPSAwArDS