Industri Robot di Indonesia Masih Terganjal Uang

marketeers article

Masalah robot di Indonesia mungkin baru sebatas kesadaran saja. Walau beberapa universitas lokal punya prestasi luar biasa dengan membawa medali ketika ikut kompetisi robot di luar, tetap rasanya membuat robot menjadi masif dan sebagai sebuah industri masih jauh.

Pun begitu dengan pendiri kursus robotika untuk anak-anak Jully Tjindrawan. “Ya, memang kalau ditanya seperti apa perkembangan robot di Indonesia, masalahnya ada di dana. Butuh biaya besar untuk pengembangan perangkat yang rata-rata harganya mahal ini,” ujarnya di ajang Jakarta Marketing Week 2016 di Kota Kasablanka pada Minggu (15/5) 2016.

Jully sendiri dikenal sebagai pendiri Robotic Explorer, tempat untuk anak-anak belajar mengenai robot. Padahal menurutnya, kalau ditanya soal sumber daya manusia berkualitas soal robot, banyak anak-anak Indonesia punya potensi luar biasa. Setiap kontingen Indonesia mengirim pelajarnya untuk berkompetisi dengan skala global, pulang ke Tanah Air tidak pernah tanpa medali. “Pasti ada saja medali didapat,” sambung Jully.

Nah, masalah pendanaan ini tentu butuh sponsor. Dan paling utama tentu saja pemerintah. Tapi sayang, Jully juga terbentur satu hal. Setiap pemerintah akan menyatakan dukungannya untuk perkembangan robot, menterinya sudah harus turun karena masa jabatannya habis. “Berarti saya sudah empat kali mengalami masa pergantian menteri,” terang Jully lagi.

Lalu komponen apa yang sebenarnya membuat robot ini mahal? Jully mengatakan ada di bodinya atau bagian utama robot. Untuk mesin di dalamnya, anak muda Indonesia sudah banyak yang buat. Namun untuk bodi ini belum ada. Bahkan, belum ada pabriknya sehingga produksinya belum masih dan membuat robot menjadi mahal.

Untuk itu, tidak heran, Jully tampak tidak mau menyerah dengan memiliki tempat kursus atau lebih tepatnya laboratorium pengembangan robot seluas 3.000 meter persegi. Harapannya nanti perkembangan robot bisa ditopang dari labnya dan produksi robot bisa masif serta menjadi industri. Paling penting adalah semakin banyak anak muda Indonesia peduli dengan robot ini karena di masa depan pasti akan sangat berguna serta membantu manusia dari berbagai segi kehidupan.

“Kita jangan mau kalah sama negara lain. Amerika Serikat sudah maju robot militernya, Jepang sudah menjadi industri, sementara Korea Selatan sudah menggunakan robot untuk dunia pendidikan,” tutup Jully.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS