Ini Alasan Inovasi Tidak Tumbuh Subur di Indonesia

marketeers article

Salah satu hal yang membuat inovasi tidak tumbuh subur di Indonesia adalah kurangnya anggaran penelitian dan pengembangan. Menurut standar dunia, ukuran negara seperti Indonesia, setidaknya perlu mengeluarkan sekitar 1 % dari PDB. Malaysia, misalnya, mengeluarkan 0,7 %, Tiongkok 1,4 %. Untuk negara sekaliber Jerman, Inggris, dan Amerika, minimal 2 % anggaran yang diinvestasikan untuk penelitian dan pengembangan. Israel menjadi juara dalam mengeluarkan dana tersebut, yaitu sekitar 4,2 % dari PDB. Cukup mengejutkan, Indonesia hanya mengalokasikan 0,07 % saja dari PDB untuk mendukung pertumbuhan inovasi.  

Hal tersebut disampaikan oleh Ilham Habibie dalam konferensi pers terkait pengumuman kemitraan strategisnya bersama Deka Group dan Hyve Jerman. Deka Group merupakan sebuah perusahaan riset dan konsultan strategi bisnis di Indonesia. Sedangkan Hyve Jerman merupakan perusahaan inovasi yang berbasis di Munich, Jerman. Kemitraan strategis itu sebagai upaya untuk melakukan percepatan inovasi berkelas dunia di Indonesia.

Berikutnya, putra mantan Presiden RI ke-3 itu menjelaskan anggaran penelitian bukan satu-satunya kendala yang membuat inovasi di Indonesia tidak berkembang. “Kesadaran akan perlunya inovasi itu sendiri juga masih kurang,” ungkap Ilham Habibie di Jakarta, Selasa (17/02/2015).

Inovasi, sambung Ilham, sangat terkait dengan daya saing. Orang melakuan inovasi karena adanya daya saing. Menurutnya, Indonesia adalah negara dengan potensi pasar yang sangat besar. Namun, banyak pelaku bisnis termasuk pemerintah terbuai. Besarnya pasar yang tersedia, membuat mereka kerap menganggap daya saing tersebut tidak terlalu membutuhkan inovasi. Konsumen pun sudah merasa puas dengan apa yang telah tersedia. “Hal ini membuat pelaku bisnis dan pemerintah menjadi agak santai,” kata Ilham.

Selain itu, Ilham juga berpendapat bahwa inovasi juga tidak bertumbuh karena anggapan yang selalu melekat bahwa Indonesia adalah negara kaya. Segalanya tersedia di negeri ini. Dibanding negara lain, Indonesia tidak terlalu mengalami kesulitan pangan. Bahkan, biar pun ada bencana seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus, hingga tsunami, hal ini tidak cukup membuat resah masyarakat untuk berbenah. Setelah kejadian terjadi, masyarakat kembali santai. “Sifat seperti ini yang dimiliki oleh orang Indonesia. Kurang terdorong untuk melakukan sesuatu yang berbeda,” ujar Ilham. 

Related

award
SPSAwArDS