Ini Komentar CEO Infokost.id Soal Fenomena AirBnB

marketeers article
Inovasi memberikan setidaknya dua pengaruh pada pasar. Pertama, inovasi mampu melahirkan produk baru di dalam pasar yang menjadi tren dan mengubah demand. Kedua, inovasi juga bisa mengubah suatu industri dengan melahirkan satu pasar yang belum dikenal sebelumnya (disruptive marketing). Pemain lama mesti jeli melihat kemunculan inovator-inovator tersebut.
 
Contoh disruptive marketing adalah AirBnB, yang merupakan aplikasi pemesanan akomodasi online dari dan untuk konsumen. Perusahaan ini hanya sebatas “perantara” yang mengoptimalkan fungsi dari barang yang dimiliki konsumen agar berguna bagi konsumen lainnya. Konsep itu kini akrab disebut sebagai sharing economy.
 
Bisa dibilang, AirBnB hadir di Indonesia sejak tahun 2013. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2008 itu telah tersebar di 34.000 kota dari 90 negara dunia, dengan berhasil menggaet setidaknya 60 juta tamu selama enam tahun. 
 
Menanggapi mulai menjalarnya penggunaan AirBnB di Indonesia, Infokost.id yang merupakan startup di bawah naungan GDP Venture memberikan komentarnya. Perusahan yang me-listing kos-kosan hingga vila dan apartemen ini menyatakan punya diferensiasi yang jelas ketimbang AirBnB. 
 
“Konsumen kami adalah kalangan mahasiswa, sedangkan AirBnB kalangan pekerja. Kami punya komunitas yang kuat dan akrab. Infokost beberapa kali mengadakan aktivasi dengan anak kos. Misalnya, nonton bareng, maupun mengejutkan teman kosnya yang berulang tahun,” terang Frandy Wirajaya, CEO Infokost kepada sejumlah awak media.
 
Adanya kemiripan Infokost dengan Airbnb mengemuka setelah Infokost menawarkan akomodasi di luar kos, seperti guest house, apartemen, vila, dan kondotel, mulai Desember tahun ini. Kendati produk baru itu hanya bisa dinikmati di Bali.
 
“Sempat ada keinginan untuk rebranding, namun pihak GDP menolak. Kita tetap fokus me-listing kos. Sedangkan untuk guest house dan apartemen, kami hanya berlakukan di kawasan wisata Indonesia,” ungkapnya.
 
Frandy juga menegaskan pihaknya belum berencana untuk mengubah format bisnis Infokost layaknya AirBnB. 
 
Editor: Sigit Kurniawan 

Related

award
SPSAwArDS