Ini Konten Pemasaran Efektif Versi Facebook

marketeers article

Sebagai salah satu penyedia layanan jejaring sosial, Facebook kerap dihujani berbagai konten pemasaran yang ditujukan brand kepada users. Brand pun dituntut mampu menciptakan konten iklan yang menarik di mata Facebook users dan anak perusahaan mereka, Instagram. Jika tidak dapat menarik dalam waktu singkat, konten tersebut hanya akan di-skip begitu saja. Lalu, konten pemasaran seperti apa yang saat ini efektif untuk memikat users dari kedua jejaring sosial ini?

Ditemui di kantor Facebook Indonesia, Head of Creative Systems & SMB at Facebook Creative Shop May Seow mengatakan video memang menjadi konten yang berpotensi diminati selama beberapa tahun ke depan. Pertanyaanya, “Konten video yang seperti apa?”

Data Facebook Data Cisco Visual Networking Index: Global Mobile Data Traffic Forecast Update 2015-2020 menunjukkan ada pertumbuhan konsumsi video di Facebook yang signifikan selama masa Ramadan.

“Tantangannya, tidak semua brand memiliki konten pemasaran berbentuk video atau kampanye TV. Tidak hanya itu, para pemain harus mampu memberikan konten iklan yang menarik bagi users kami. Jika tidak, mereka hanya akan melalui iklan tersebut dengan terus melakukan scrolling atau tapping pada layar smartphone mereka,” jelas May di Jakarta, Rabu (28/03/2018).

Dari analisis ini, Facebook meluncurkan dua pendekatan strategi bisnis baru yang dapat digunakan para pemasar.  Pertama, strategi membuat motion untuk gambar tidak bergerak (Create to Convert). Cara ini dikatakan May cukup membantu bagi para pelaku bisnis yang tidak memiliki iklan TV. Kedua, brand yang telah memiliki konten iklan tv atau video dapat menggunakan PockeTVC di Facebook atau Instagram.

Create to Convert

Ada empat pilihan bentuk konten yang tersedia pada strategi Create to Convert (C2C). Di sini, para pemasar hanya perlu memberikan foto dari produk atau layanan yang ingin mereka berikan untuk diberikan efek motion.

Para pemasar bisa memilih jenis C2C seperti apa yang mereka inginkan. Semisal, Basic in Motion yang dapat menambahkan 1-2 elemen motion pada gambar tidak bergerak, atau Brand in Motion dengan menambahkan motion pada brand atau logo.

“Ada pula Benefit in Motion yang dapat memberikan animasi dengan tipografi pada pesan brand yang ingin disampaikan. Sementara Demo in Motion dapat menampilkan demo sebuah aplikasi, website, produk, atau fitur bisnis yang dijual si pemasar,” jelas May.

PockeTVC

PockeTVC hakekatnya dapat digunakan para pemasar yuntuk mengoptimalkan konten iklan tv mereka. Namun, mengingat user behavior yang dominan tak lagi menyukai iklan panjang, May mengatakan para brand dapat bermain kreatifitas dengan menyesuaikan alur cerita iklan tv dengan konten yang akan mereka tujukan di jejaring sosial.

“Tanpa perlu membuat ulang iklan berbentuk konten video, para pemasar dapat menggunakan iklan tv mereka dan membuat PockeTVC, misalnya jika di iklan TV produk dan logo brand muncul di akhir cerita, di sini pemasar dapat meletakkannya di awal video,” ungkap May.

Lebih dari itu, May mengatakan dalam membuat PockeTVC, para pemasar disarankan menggunakan teks dan grafik dibandingkan narasi. Rasio video pun harus diperhatikan dengan bentuk square (4:5 untuk Instagram dan 2:3 untuk Facebook. Durasi PockeTVC pun harus dibuat singkat sekitar enam detik di News Feed dan 15 detik untuk iklan instream.

Soal proses pembuatan, Facebook mengatakan mereka hanya membutuhkan waktu kurang dari tiga jam untuk memproduksi kedua strategi bisnis ini.

“Facebook akan menghubungkan para pemasar dengan agensi periklanan yang bergabung dengan kami untuk membuat proyek ini. Dengan biaya berkisar US$ 99 hingga US$ 5.000 per bulan, para pemasar bisa memperoleh kedua jenis strategi bisnis ini,” jelas May. 

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS