Ini Langkah Mudah Memulai Bisnis dengan Model Canvas

marketeers article

Prediksi Google dan Tamsek mengenai  pertumbuhan e-commerce Indonesia sebesar 20 kali pada 2025 menggambarkan semakin banyaknya pengusaha baru yang hadir. Untuk bersaing dalam pasar yang kompetitif, diperlukan model bisnis yang tepat. Model bisnis canvas merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam menjalankan bisnis. Seperti apa sebenarnya model bisnis ini? Dan bagaimana cara menggunakannya?

Founder of StudioHiji Abie Abdillah menerangkan, business model canvas merupakan model bisnis yang terdiri dari sembilan elemen utama yang membantu pengusaha dalam menentukan langkah bisnis mereka. Sembilan elemen utama tersebut digambar atau ditulis di atas selembar kanvas atau kertas dan dikerjakan sesuai dengan urutannya.

“Sembilan elemen yang terdapat di dalam satu lembar business model canvas terdiri dari value proposition, customers, channels, customer relationships, revenue, key resources, key activities, key partners, dan costs,” terang Abie, saat ditemui di Jakarta, Rabu (21/06/2017).

Proses perumusan model bisnis canvas harus dimulai berdasarkan urutan. Abie menjelaskan, langkah pertama adalah memberi deskripsi rinci mengenai value proposition yang terdiri dari keunggulan produk atau jasa yang dimiliki, dan apa diferensiasinya dengan produk atau jasa dari brand lain.

Setelah merumuskan value proposition, Abie menerangkan tahap selanjutnya bergerak pada perumusan customers. Di sini, harus diberikan deskripsi mengenai target market yang diinginkan secara spesifik (usia, domisili, dan lain-lain).

Channel adalah elemen ketiga yang dirumuskan. “Penjual harus memahami saluran penjualan apa yang sesuai dengan produk atau jasa yang dijual. Apakah produk atau jasa yang ditawarkan memerlukan toko offline, toko online, atau justru keduanya,” jelas Abie.

Selesai merumuskan channel, tahap berikutnya adalah membangun model customer relationships. Penjual dapat menuliskan cara apa yang dapat dilakukan untuk membangun customer engagement yang baik sehingga customer akan melakkan advocate terhadap produk atau jasa penjual kepada calon customer lain. Fast respon dalam menanggapi customer adalah salah satu contoh yang diterapkan Abie dalam bisnisnya.

Untuk mendapatkan profit dari bisnis, maka harus diketahui darimana profit tersebut dapat diperoleh. Dalam business model canvas, pemasukan perusahaan dideskripsikan dalam elemen revenue. Menurut Abie, penjual dapat mendeskripsikan sumber-sumber pemasukan mereka, apakah melalui website, workshop, atau ritel.

Tahap selanjutnya adalah merumuskan key resources yang meliputi deskripsi mengenai sumber resources. Dalam business model canvas milik StudioHiji misalnya, dicantumkan mengenai design and product development tram, serta R&D workshop.

Tidak hanya key resources, diperlukan juga deskripsi key partners. Menurut Abie, elemen ini terdiri dari pihak-pihak atau aset yang dapat membantu dari dalam.  Setelah key partners, maka dapat dirumuskan key activities yang meliputi bentuk aktivitas yang relevan dilakukan, antara lain reaearch and development, production, sales, dan networking.

Elemen terakhir adalah costs. Abie menerangkan, pada elemen ini diperlukan deskripsi mengenai biaya yang diperlukan dalam bisnis yang akan dijalankan seperti biaya admin, biaya pembelian bahan, proses produksi, dan lain-lain.

Business model canvas diakui Abie sangat membantu pergerakan bisnis StudioHiji. Tidak hanya Abie, Prabu Revolusi, Founder of Prabu Steak Coffee  pun menggunakan model bisnis ini. “Bisnis model kanvas membuat kita mengetahui apa yang penting dan tidak untuk bisnis kita, dan apa yang harus dilakukan,” tutur Prabu.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS