Ini Strategi Pemasaran dengan Memanfaatkan Indra Penciuman (Scent)

marketeers article
Sumber: 123RF

Pernahkah Anda ke suatu toko, dan mencium bau khas yang hanya bisa ditemukan di toko tersebut? Ternyata, hal ini bukanlah kebetulan saja. 

Ini merupakan salah satu teknik pemasaran yang dilakukan oleh suatu merek atau perusahaan dengan menggunakan indra penciuman atau scent, yang termasuk dalam multisensory marketing. Multisensory marketing adalah teknik pemasaran yang menstimulasikan kembali lima panca indra, termasuk scent atau indra penciuman. 

Teknik ini dapat dilakukan untuk mendorong perilaku pelanggan sesuai yang diinginkan merek. Entah itu untuk menikmati pengalaman di toko merek tersebut atau membuat mereka makin mengingat merek tersebut.

Memanfaatkan indra penciuman adalah salah satu strategi pemasaran yang banyak dilakukan oleh merek. Iwan Setiawan, CEO Marketeers dalam program ANALISIS Marketeers TV menjelaskan ada tiga macam tipe pemasaran melalui indra ini. 

Pertama, scent branding. Pada tipe ini, merek tidak hanya dikenal karena visual, logo, atau jingle-nya, namun juga aromanya.

Perlu diketahui, indra penciuman adalah yang paling emosional dari empat indra lainnya. Dilansir dari The Delta Group, aroma memungkinkan merek untuk terhubung dengan konsumen pada tingkat emosional yang lebih dalam sehingga dapat menciptakan pengalaman yang lebih berkesan.

“Indra penciuman juga ternyata adalah indra yang paling konsisten menciptakan long term memory, atau memori jangka panjang. Sebagai contoh, Anda akan mengingat bau kopi yang Anda minum setiap harinya, wangi khas dari toko roti yang dilalui setiap pergi ke kantor, ataupun wangi khas dari toko favorit setiap Anda mengunjunginya. Hal-hal tersebut menciptakan nostalgic memory yang berdasarkan indera penciuman dan terbukti secara science bahwa indra tersebut paling banyak korelasinya dengan memori jangka panjang,” ujar Iwan dalam program ANALISIS Marketeers TV bertajuk Jelang Endemi, Waktunya Multisensory Marketing.

Ada pula teknik pemasaran lainnya melalui scent yang disebut sebagai aroma billboard. Biasanya, teknik ini digunakan untuk menarik banyak pelanggan agar masuk ke dalam outlet atau toko tertentu. 

“Sebagai contohnya, saat mengunjungi café yang menjual kopi atau bakery yang menjual roti, akan tercium signature scent dari toko tersebut. Seperti billboard, namun dalam bentuk scent atau aroma,” ucap Iwan.

Ketiga, teknik ambiance scent. Teknik ini menggunakan wangi yang diletakkan di sebuah ruangan yang menciptakan suasana tertentu, asosiasi positif tertentu. Sebagai contoh, aroma kulit yang menciptakan persepsi mewah, aroma musk maskulin, ataupun aroma melati relaksasi.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS