Intip Alur Komunikasi Pemerintah Tanggapi COVID-19

marketeers article
Flat young men employee with screens with charts at control center. Concept businessman character at work in space tracking company. Vector illustration.

Pandemi COVID-19 berhasil menyebabkan ketidakpastian di berbagai aspek, baik pemerintahan, ekonomi, sosial, hingga ke masyarakat. Banyaknya simpang siur mengenai informasi mengenai COVID-19 hingga bagaimana pemerintah menanganinya menyebabkan masyarakat seakan sedang berayun di tengah jembatan gantung yang tidak pasti ujungnya di mana.

Menghadapi hal ini, Direktur Jendral  Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Widodo Muktiyo mengatakan bahwa komunikasi menjadi darah kehidupan bangsa. “Di sini, kami membangun konsep bekerja bagaiamana menangani COVID-19, menjelaskan kepada masyarakat prosedur penanganan, hingga integrasi data untuk membangun kepercayaan publik,” katanya di acara Industry Roundtable Surviving The Covid-19 Preparing The Post, Jumat (8/5/2020).

Dalam menangani kasus ini, kata Widodo, pemerintah tidak bisa bersikap gegabah karena pandemi tidak hanya berpengaruh pada aspek kesehatan, tapi juga ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Masyarakat yang sangat heterogen menuntut penyampaian informasi yang jelas, sehingga masyarakat tidak perlu mengira-ngira yang dapat mengundang persepsi berbeda-beda dalam penanganan bencana nasional ini.

“Untuk itulah Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik membangun sebuah sistem yang terintegrasi agar penyampaian informasi publik mengenai penanganan COVID-19 jelas dan rasa percaya terhadap pemerintah dapat dibangun di masyarakat,” lanjut Widodo.

Integrasi ini dimulai dari pengaturan juru bicara penanggulangan COVID-19, penyampaian data, hingga informasi menyeluruh yang disampaikan oleh pemerintah daerah di gugus tugas penanggulangan COVID-19 di wilayah masing-masing.

Contohnya adalah aturan untuk melepaskan masker bagi juru bicara yang bertugas menyampaikan informasi di depan publik. Hal ini dilakukan untuk menghindari framing pesan dan menjamin kejelasan informasi yang disampaikan.

“Juru bicara dapat menggunakan masker saat memasuki ruangan pusat informasi, melepasnya saat berbicara, dan menggunakan kembali saat penyampaian informasi selesai dilakukan,” jelasnya.

Tidak berhenti di sana,Widodo juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengatur integrasi data dari lab di seluruh Indonesia. Data ini disatukan dalam sebuah sistem pangkalan yang diklaim kredibel untuk diakses secara luas di masyarakat.

“Upaya-upaya ini dilakukan agar informasi mengenai virus ini secara lengkap dan akurat kepada masyarakat. Kami juga menyusun agenda setting dan narasi tunggal agar rasa percaya masyarakat dapat dibangun, sehingga masyarakat dapat mematuhi aturan yang ditetapkan pemerintah guna memutus rantai penularan penyakit,” pungkas Widodo.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related

award
SPSAwArDS