Investasi Transformasi Digital di Banyak Perusahaan Belum Balik Modal

marketeers article
Man pointing at laptop for his colleague

Riset Telstra menunjukan tingkat kepercayaan tinggi dari pemimpin bisnis di Indonesia dalam kemajuan transformasi digital yang telah dicapai, dengan responden survei menempatkan Indonesia di urutan ketiga secara global. Walaupun demikian berdasarkan penelitian tersebut, para pemimpin bisnis di Indonesia belum mendapatkan hasil atau kesuksesan yang ingin dicapai dari investasi transformasi digital yang telah dilakukan.

Tidak bisa dipungkiri adanya kesulitan dalam mengukur dampak transformasi digital terhadap pengembalian finansial dari investasi. Bahkan, dalam pemeringkatan efektivitas hasil transformasi digital, responden penelitian menyatakan bahwa peningkatan margin laba dan pemangkasan biaya bisnis hanya berada di peringkat kedua dan ketiga terbawah.

Untuk memahami bagaimana mengukur kesuksesan dari investasi transformasi digital yang telah dilakukan, riset Telstra meminta responden menilai kemampuan pengambilan keputusan digital mereka di empat faktor yakni orang, proses, pemahaman teknologi, dan kemitraan.

Terkait empat faktor sukses itu, pemimpin bisnis di Indonesia menempatkan pemahaman teknologi sebagai area yang  mana mereka memiliki kemampuan paling besar dalam transformasi digital. Akan tetapi penelitian ini menunjukkan organisasi global paling sukses mengambil pendekatan yang berbeda. Perusahaan-perusahaan paling maju secara digital di seluruh dunia menunjukkan fokus yang lebih besar pada orang dan proses daripada teknologi sebagai kunci utama.

“Transformasi digital dimungkinkan oleh teknologi, tetapi harus dipimpin oleh SDM andal. Namun laporan penelitian kami menunjukkan bahwa karyawan di Indonesia tidak diberi perhatian yang cukup,” kata President Director Telkomtelstra Erik Meijer, (27/05/2019).

Padahal, penelitian Telstra bertajuk Connecting Commerce  yang dilakukan dengan The Economist Intelligence Unit dan dirilis tahun lalu mengungkapkan bahwa kekurangan ‘orang dan keterampilan’ adalah tantangan digital terberat khususnya di Jakarta. Temuan tersebut diperkuat dengan laporan Disruptive Decision Making tahun ini yang mengungkap, organisasi yang sukses menyadari bahwa karyawan mereka yang mendorong kesuksesan dalam program transformasi digital.

“Transformasi digital tidak hanya bergantung pada teknologi yang tepat, yang mana dibutuhkan adanya dukungan budaya yang tepat, orang yang tepat, dan proses yang tepat. Transformasi digital yang sukses harus merupakan perjalanan keseluruhan perusahaan yang melibatkan karyawan, meningkatkan keterampilan internal, mengadaptasi struktur dan cara kerja terbaik, serta menciptakan tim yang dapat memaksimalkan teknologi baru,” ujar Erik.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

 

Related

award
SPSAwArDS