Investasi yang Diproyeksi Terus Tumbuh Selama Pandemi

marketeers article
Coin stack step growing up to success financial business with clock and jar, Save money and investment concept, Copy space for your text

Saat ini dunia tengah menghadapi krisis berskala global akibat pandemi COVID-19 yang melemahkan hampir seluruh sektor perekonomian. Proyeksi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran minus 2,9% hingga minus 1% pada kuartal III-2020, meskipun angka tersebut mengalami perbaikan dari kuartal II yang menyusut sebesar 5,32%. Kondisi perekonomian ini masih dibayangi oleh bertambahnya jumlah kasus positif COVID-19, khususnya di Jakarta sebagai ibu kota dan pusat perekonomian Indonesia.

Dalam webinar yang bertajuk “Investment Optimism Post Covid-19” yang diselenggarakan oleh Aldiracita Sekuritas Indonesia (Aldira) dan STAR Asset Management (STAR AM) beberapa waktu lalu, ekonom senior dari CReco Research Institute Chatib Basri menegaskan, pulihnya perekonomian Indonesia membutuhkan waktu minimal satu tahun sejak didistribusikannya vaksin COVID-19 kepada masyarakat.

“Jika asumsi jumlah penduduk sebanyak 268 juta jiwa, maka setiap harinya pemerintah harus memberikan sekitar 730 ribu vaksin. Tingkat keberhasilan distribusi vaksin ini pun ditentukan oleh beberapa faktor, seperti kemampuan logistik dan kapasitas penyimpanan vaksin. Selama vaksin belum terdistribusi secara penuh, masyarakat masih harus menerapkan protokol kesehatan agar perekonomian Indonesia kembali pulih,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi pada kesempatan yang sama mengungkapkan, kenaikan jumlah investor merupakan pencapaian yang cukup baik meski kita dihadapkan pada situasi pandemi. Bahkan angkanya cenderung mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.

“Data kami menunjukkan investor harian meningkat 35% dibanding tahun lalu dan investor aktif naik dua kali lipat hingga mencapai 100.000 investor per hari. Di masa pandemi ini, Bursa Efek Indonesia juga memanfaatkan teknologi informasi dengan meluncurkan layanan elektronik IPO,” papar Inarno.

Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses IPO dan melindungi keselamatan investor. Di sisi lain, penggalangan dana melalui IPO tetap bisa dilaksanakan dan BEI optimistis jumlah investor pasar modal akan terus meningkat.

Melihat situasi ini, penting juga untuk melihat kembali strategi investasi dengan mengutamakan profil risiko dan kemampuan tiap individu. Rudy Utomo, Direktur Aldiracita mengatakan bahwa pandemi COVID-19 menjadi peluang yang baik untuk berinvestasi dengan memerhatikan tiga hal, yaitu sektor yang tidak terkena dampak COVID-19 atau setidaknya memilik risiko yang kecil. Aldira melihat sejumlah sektor saham masih menjanjikan untuk menjadi lahan investasi di tahun 2020.

“Aldira merekomendasikan saham-saham di sektor farmasi akan meningkat seiring dengan pandemi yang masih berkepanjangan. Kondisi ini akan meningkatkan permintaan produk farmasi. DI sisi lain, masyarakat kini sadar akan pentingnya kesehatan dan vaksin COVID-19 akan memasuki tahap pendistribusian. Tak ketinggalan, saham sektor teknologi dan e-commerce diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan seiring disrupsi dan perubahan gaya hidup baru,” tegas Rudy.

Rudy juga melaporkan, nilai transaksi yang diperolah Aldira hingga Oktober tahun 2020 ini mengalami peningkatan 14% dibanding pencapaian transaksi Aldira sepanjang tahun 2019. Sebagai mitra bisnis yang menghadirkan layanan komprehensif, seperti investment banking (ECM, DCM, Advisory), Equity, Fixed Income dan capital markets bagi nasabah korporat, institusi, dan individu, Aldira memiliki akses untuk korporasi besar. Tahun ini juga, Aldira akan meluncurkan layanan trading saham berbasis teknologi digital.

Investasi reksa dana

Pergerakan pasar dengan tingkat volatilitas tinggi perlu diimbangi dengan pemahaman profil risiko agar investor bisa menentukan kelas aset mana yang sesuai dengan instrumen investasi yang ingin dimilikinya. Salah satu instrumen investasi yang tepat di masa pandemi ini adalah reksa dana, karena memiliki keragaman tingkat risiko. Produk ini juga dapat disesuaikan dengan profil serta kebutuhan masing-masing investor.

Direktur Utama STAR Asset Management (AM) Reita Farianti, mengatakan untuk mencapai tingkat pengembalian yang optimal, pengelolaan dana sebaiknya diserahkan kepada manajer investasi yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan profil masing-masing investor.

“Salah satu produk unggulan yang menjadi tren saat ini adalah Reksa Dana Indeks. Produk ini dinilai lebih aman namun mampu memberikan imbal hasil yang baik. Salah satu produk STAR AM, Reksa Dana indeks SRI-KEHATI direkomendasikan untuk investor yang ingin memberikan dampak positif bagi aspek sosial dan lingkungan di tengah pandemi,” ujar Reita.

Selama masa pandemi ini, STAR AM aktif melahirkan produk reksa dana yang diminati investor, seperti reksa dana syariah berbasis saham global. Kinerja yang baik pun ditunjukkan STAR AM melalui perolehan dana kelolaan lebih dari Rp 3 Triliun per awal Oktober 2020.

“Dengan semangat meningkatkan inklusi keuangan, STAR AM juga melakukan inovasi teknologi untuk memperluas distribusi melalui kerja sama dengan APERD dan Gerai Fintech. Kini, STAR AM melengkapi infrastruktur operasional dan konsisten menerapkan manajemen risiko dan kepatuhan demi memberikan layanan prima kepada para investor,” pungkas Reita.

Related

award
SPSAwArDS