Investor Kakap Pemborong Properti Murah

marketeers article

Selama ini, Sinarmas Land dikenal sebagai pengembang properti kelas menengah dan menengah atas. Harga jual properti khususnya landed house (rumah tapak) Sinarmas Land berkisar antara Rp 2-5 milliar. Namun, di tengah pasar properti yang lesu, produk properti segmen menengah bawah justru yang sedang laris diborong investor.

Ishak Chandra, CEO Strategic Development & Services Sinarmas Land menyatakan, sekitar 59% produk landed house grup Sinarmas berada di segmen menengah bawah dengan harga jual Rp 300-500 juta. Meskipun produk menyasar segmen middle low, pembelinya mayoritas bukan lah end user. “Investor bisa membeli rumah atau apartemen seharga Rp 300-500 juta sebanyak puluhan unit sekaligus,” kata dia di Taman Anggrek, Sabtu, (7/4/2018).

Sinarmas Land kini lebih banyak menjual properti terbarunya dengan range harga di kisaran tersebut. Ishak bilang, hanya 6% dari produk Sinarmas Land saat ini dijual di atas Rp 2 miliar.

Risk Adverse

Salah satu alasan investor lebih memilih properti murah karena risk adverse atau menahan risiko. Dengan komposisi 50% pembeli properti adalah investor, mereka ingin meminimalisir investasi di tengah pasar properti yang wait & see.

“Jika dulu, investor berani membeli properti seharga Rp 5 miliar, sekarang ia hanya membeli seharga Rp 2-3 miliar. Itu pun dibagi-bagi di properti yang harganya ratusan juta, sehingga mereka punya banyak,” katanya.

Risk adverse terjadi ketika properti menjadi produk investasi yang tidak liquid. Semakin murah nilai suatu properti, semakin liquid investasi tersebut. Sebab, investor dapat dengan mudah menjual propertinya sewaktu-waktu jika diinginkan.

“Saya melihat pasar properti saat ini akan so-so alias biasa aja. Sebagai developer, kami ditantang untuk menjadi lebih kreatif dalam hal marketing agar selalu ada alasan orang membeli dan berinvetasi di properti,” terang Ishak.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS