Jakarta Jadi Tuan Rumah Pameran Industri Manufaktur Terbesar ASEAN

marketeers article
Konferensi pers Your Gateway to Southeast ASIAS Woodworking, Machinery, Furniture Production, and Interior Supply di Jakarta, Selasa (17/6/2025). (Dok. Marketeers/Vedhit)

Jakarta akan menjadi pusat perhatian industri manufaktur regional melalui penyelenggaraan tiga pameran internasional terintegrasi pada September 2025. Tiga ajang besar itu adalah Interzum Jakarta, International Hardware Fair Indonesia (IHFI), serta IFMAC & WOODMAC, yang digelar secara bersamaan di JIExpo Kemayoran.

Format pameran 3-in-1 ini menjadi yang pertama di Asia Tenggara, menjadikan Jakarta sebagai kota strategis dalam penguatan rantai nilai industri furnitur, woodworking, dan perangkat keras. Kehadiran tiga pameran sekaligus memberikan peluang kolaborasi lintas sektor dan efisiensi dalam pengadaan, pengembangan teknologi, hingga desain interior.

BACA JUGA: TikTok Dorong Perkembangan Industri Kecantikan lewat TikTok Beauty Fest 2025

“Konsepnya sederhana namun berdampak besar: satu tiket untuk tiga pameran, menghadirkan pengalaman lengkap dalam hal pengadaan dan jejaring bisnis,” kata Mathias Kuepper, Managing Director, Koelnmesse Pte Ltd saat konferensi pers Your Gateway to Southeast ASIA’S Woodworking, Machinery, Furniture Production, and Interior Supply di Jakarta, Selasa (17/6/2025).

Melalui penyelenggaraan ini, pelaku industri hanya perlu satu kunjungan untuk menjangkau seluruh proses manufaktur. Mulai dari bahan baku, komponen, hingga teknologi produksi dan desain dapat diakses dalam satu lokasi pameran.

Interzum jakarta hadir untuk pertama kalinya dalam skala penuh sebagai bagian resmi dari interzum cologne, pameran global untuk produksi furnitur. Ajang ini berfokus pada komponen, material, dan teknologi desain interior dengan cakupan regional Asia Tenggara.

IHFI dirancang sebagai platform mendalam bagi industri perangkat keras. Cakupannya meliputi alat teknik, mesin pertukangan, hingga sistem keamanan mutakhir untuk mendukung pertumbuhan sektor manufaktur dan konstruksi.

Sementara IFMAC & WOODMAC menjadi wadah pengenalan solusi manufaktur terkini, baik dari pelaku global maupun lokal. IFMAC menampilkan material furnitur, sedangkan WOODMAC menyajikan mesin olahan kayu dan teknologi otomasi industri.

“Tujuan utama dari menggabungkan tiga pameran besar ini adalah untuk membentuk sebuah ekosistem industri yang saling terhubung dan saling menguatkan,” kata Etty Anggraeini, Director PT Amara Pameran Internasional.

Selain pameran utama, rangkaian program seperti Re:Create Stage, Material Library, dan business matching memperkuat nilai strategis acara ini. Ketiganya dirancang untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan bisnis berkelanjutan di industri regional.

Interzum Jakarta menjadi sarana bagi pelaku Indonesia untuk mengakses tren global dan memperluas jaringan internasional. Hal ini juga mendukung upaya transformasi industri dalam menghadapi persaingan manufaktur yang semakin kompleks.

IHFI memberikan peluang penting bagi produsen dan distributor untuk menampilkan inovasi produk. Platform ini memperkuat kemitraan strategis antar pelaku industri dalam dan luar negeri.

IFMAC & WOODMAC mendorong efisiensi produksi dan digitalisasi proses manufaktur. Keduanya menjadi motor penggerak dalam mendorong daya saing industri Indonesia di tingkat global.

“IFMAC & WOODMAC telah menjadi tolok ukur industri selama bertahun-tahun, dan kini semakin kuat dengan kehadiran interzum jakarta dan IHFI,” tutur Cloudinia J. Dieter, Project Director WAKENI.

BACA JUGA: Mengenal Level Evolusi AI untuk Bekal Adaptasi di Industri

Keikutsertaan asosiasi seperti ISWA, ASMINDO, dan HDII memperkuat legitimasi acara sebagai pusat ekosistem industri regional. Dukungan tersebut memastikan penyelenggaraan ini relevan dan berdampak terhadap pelaku industri.

Dengan berbagai program pendukung dan akses lintas pameran, penyelenggaraan ini menjadi solusi efisien untuk jejaring bisnis dan pertukaran teknologi. Format terintegrasi ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam industri manufaktur global.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

award
SPSAwArDS