Jalanan di Qatar Menjadi Biru untuk Antisipasi Suhu Udara Tinggi

profile photo reporter Ellyta Rahma
EllytaRahma
13 September 2019
marketeers article

Qatar mengubah jalanannya di tengah ibu kota Doha menjadi warna biru cerah. Hal ini merupakan bagian dari eksperimen untuk mendinginkan permukaan aspal dan mengatasi temperatur tinggi di daerah ibu kota.

Memiki susunan geografis lokal berupa gurun pasir, temperatur Qatar pada siang hari bisa mencapai 50 derajat celsius. Menyusul dinobatkannya Qatar sebagai tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2022, Qatar tengah melakukan berbagai cara untuk mengatasi suhu tinggi di kawasan negaranya.

Tingginya suhu udara di Qatar, dikutip dari Agence France-Presse bisa menyebabkan permukaan dashboard mobil mengalami keretakan. Tidak jarang, sinar matahari yang terlalu kuat menyebabkan warna mobil cepat berubah. Panas di Qatar bahkan bisa menyebabkan bungkus plastik meleleh. Hal ini mendorong pemerintah Qatar untuk mencari solusi yang tepat guna mengatasi masalah suhu tinggi.

Salah satunya adalah dengan mengubah warna 200 meter jalanan di Doha menjadi warna biru. Permukaan aspal yang mudah panas menjadi salah satu faktor suhu udara yang terus meningkat pada sang hari. Aspan ini dilapisi dengan pigmen relektif dengan ketebalan 1mm guna menahan panas untuk diserap oleh Aspal.

“Kami memiliki lingkngan di mana suhu panas menyerang di mana-mana. Hal ini tentu menyebabkan ketidaknyamanan baik bagi masyarakat maupun wisatawan. Maka dari itu, dibandigngkan dengan jalanan berwarna hitam yang bisa menyerap panas, kami melapisi aspal dengan warna biru yang bisa memantulkan kembali suhu panas dari matahari,” jelas Ale Amato, Head of Sustainability Qatar Green Building Council dikutip dari AFP.

Aspal dan semen menyerap energi surya pada siang hari, dan melepaskan energi tersebut ke udara ketika malam hari. Artinya, jika tidak ada pemantul suhu, udara panas juga akan terasa pada malam hari.

“Tidak ada yang bisa menurunkan temperatur matahari. Namun, hal ini bisa diatasi dengan menghadirkan inovasi baru untuk tidak memperpanjang persoalan suhu tinggi hingga malam hari,” tutup Amato.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS