Jamu Masih Jadi Opsi Pengobatan Masyarakat

marketeers article
Chinese traditional herbal medicine selection with honey over distressed wooden background.

Kekayaan hayati Indonesia bukan lagi sesuatu yang baru untuk diketahui. Sejak lama, Indonesia memang dikenali dengan keanekaragaman hayati mulai dari tanaman hingga hewan. Namun, dari sekitar 30 ribu jenis tanaman dan hewan yang memiliki potensi untuk dijadikan obat. Hanya 350 jenis yang sudah dimanfaatkan untuk pengobatan.

Tren di masyarakat untuk mengambil jalur pengobatan tradisional atau kembali ke alam tidak menurun. Hingga saat ini, penggunaan terapi herbal terus menjadi pilihan. Obat tradisional (fitofarmaka) atau jamu dipercaya dapat menjadi obat berbagai jenis penyakit.

Tidak hanya sebagai obat, jamu juga dijadikan minuman untuk menjaga kesehatan. Obat tradisional sendiri masih jadi pilihan karena beberapa hal. Salah satunya diungkapkan oleh Ketua Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Indonesia (GP Jamu) Charles Saerang yaitu minim efek samping jika dibandingkan obat generik.

“Kalau berkaitan dengan penyakit paliatif seperti kanker, fitofarmaka sangat membantu. Namun, kalau penyakit-penyakit ringat seperti kolesetrol, darah tinggi, atau reumatik, masyarakat cenderung menggunakan obat-obatan kimia,” ujar Charles.

Dalam penggunaan atau pembuatan racikannya, fitofarmaka punya aturan sendiri yaitu terbatas empat bahan saja. Tidak boleh dari jumlah tersebut. Karena itu, proses penyemmbuhannya cenderung lambat. Kendati demikian, potensi pengobatan tradisional masih terus ada dan dipercaya masyarakat.

“Jadi, sifatnya itu sebagai preventif dan promotif, maka harganya lebih mahal. Beda dengan obat-obat kimia yang lebih murah dan cepat, seperti parasetamol dan aspirin. Namun, punya efek samping yang juga perlu diwaspadai,” tambah Charles.

Karena itu, ia berharap pengembangan fitofarmaka beserta penelitiannya harus mendapatkan bimbingan dari dokter. Penelitiannya sendiri bisa memakan waktu hingga lima tahun. Menurut Charles, harus ada penyeimbangan dengan harga jual ke masyarakat.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS