Jangan Sampai Salah, Berikut Tips Memilih Lokasi Usaha Biar Terus Cuan

marketeers article

Pada era pascapandemi terjadi dua perubahan besar, yaitu perubahan perilaku dan pendapatan. Hal ini diungkapkan oleh Peneliti dan pengamat sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati.

Kedua perubahan itu kemudian memengaruhi pola makan masyarakat. Perubahan pendapatan membuat masyarakat membatasi konsumsi yang menghabiskan dana.

“Saat beraktivitas di rumah membuat setiap orang memiliki kebiasaan lebih sering bercengkerama dengan keluarga. Makanan menjadi pilihan utama ketika kita membutuhkan rekreasi, baik dari produksi maupun konsumsinya,” kata Devie kepada Marketeers dalam laporan tertulisnya pada Kamis (29/5/2025).

Menurut Devie, kebiasaan ngemil sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Indonesia sejak dulu. “Enggak heran jika camilan banyak dipilih masyarakat di berbagai kesempatan, termasuk untuk mengisi waktu luang dan menghilangkan kebosanan. Selain itu, masyarakat menilai camilan bisa menjadi katalis dalam penyaluran stress akibat kondisi yang tidak menentu,” ujarnya.

BACA JUGA: Masa Depan Riset: Hybrid-Research Approach

Bahkan, sektor kuliner menjadi sumber dan kekuatan ekonomi baru sejak pandemi lalu. Hal ini pernah disampaikan Siti Azizah, kala menjabat sebagi Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (kemenKop dan UKM).

Kuliner diplot sebagai salah satu bagian dari 17 subsektor ekonomi kreatif Indonesia yang memberikan sumbangan positif terhadap pemulihan ekonomi nasional.

“Kalau kita lihat memang sektor kuliner merupakan salah satu bagian dari 17 subsektor ekonomi kreatif Indonesia yang secara positif walau dalam kondisi pandemi,” ujar Siti dalam acara Arqam Accelerator: Fashion & Beauty Care Demo Day, medio 2022 lalu.

Sebab itu, pasar ruang usaha seperti mal retail maupun rumah toko (ruko) untuk sektor kuliner tetap manis. Namun, memulai usaha kuliner membutuhkan lebih dari sekadar menu lezat dan pelayanan yang ramah.

Lokasi yang strategis juga menjadi faktor penting yang dapat memengaruhi kesuksesan bisnis tersebut. Ruko adalah salah satu pilihan properti yang sering dipilih oleh pengusaha restoran karena fleksibilitas penggunaan ruang dan aksesibilitas yang tinggi.

BACA JUGA: Riset Populix: 87% Milenial dan Gen Z Pilih Skincare Lokal

Mengutip tips dari laman Rumah123, sebaiknya lokasi usaha berada di tempat yang mudah terlihat oleh calon pelanggan. Umumnya, lokasi ini berada di dekat jalan utama yang banyak dilalui lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki.

Perlu diperhatikan juga, jangan sampai memilih lokasi yang menjorok ke dalam. Sebab, tempat usaha Anda akan kurang terlihat lantaran calon pengunjung akan teralihkan dan melihat tempat usaha kompetitor.

Hindari juga lokasi usaha yang berada di belokan. Biasanya, lokasi usaha di belokan jalan kurang terlihat karena pengendara lebih fokus terhadap jalan dan kendaraannya. Lalu, tempat usaha di belokan juga kurang memiliki lahan parkir memadai.

Dari sini, para investor ruko maupun pebisnis yang nantinya akan menyewa ruko semestinya meninjau potensi pertumbuhan di lokasi yang sedang diincar. Pertimbangkan pula faktor-faktor seperti rencana pembangunan infrastruktur, pertumbuhan populasi, dan perubahan tren pasar di masa depan, dinilai dapat meningkatkan nilai propertinya dari tahun ke tahun.

Pasalnya, rata-rata kenaikan harga properti di lokasi yang berkembang adalah 10% per tahunnya. Bisnis yang dijalankan juga akan terus mendapatkan konsumen baru. Itu karena, semakin berkembang sebuah lokasi, akan semakin banyak juga populasi yang menghuninya.

Kondisi Lingkungan

Selain itu, saat memilih lokasi usaha, pertimbangkan juga faktor risiko potensial di lingkungannya. Risiko yang mungkin terjadi di antaranya adalah bencana alam. 

Apakah lokasi usaha tersebut rawan banjir atau longsor? Atau, apakah lokasi usaha itu rawan terkena guncangan gempa bumi? Bisnis sebaik dan semenarik apapun, akan hancur begitu saja terkena bencana alam.

Selain risiko bencana alam, pertimbangkan juga risiko kejahatan. Jika lokasinya rawan pencurian, sebaiknya urungkan niat untuk membuka usaha di tempat tersebut.

Lokasi yang menarik secara visual juga cenderung lebih memikat bagi pelanggan. Karena itu, pastikan lingkungan tempat usahanya bersih dan rapi. Bila perlu, investor bisa membuka usaha di perumahan skala luas karena area tersebut biasanya sudah tertata secara rapi.

Contohnya, Paramount Petals di barat Jakarta. Luas kotanya 400 hektar diapit Lippo Village dan Gading Serpong, sehingga kawasannya tidak pernah sepi. Kawasannya dirancang saksama seperti infrastruktur bawah tanah yang terdiri dari jaringan kabel optik, kabel listrik, air bersih, serta CCTV kota sebagai fasilitas keamanan.

Bahkan fasilitas kota untuk mendukung gaya hidup sehat pelan-pelan akan dilengkapi, mulai dari pocket park, pedestrian crossing, pedestrian lane/ jogging track, dan bicycle lane.

Tingginya kebutuhan dan permintaan komplek bisnis di koridor Bitung-Karawaci, kami bersiap meluncurkan satu produk komersial terbaru, yaitu Gardenia Square. Ini konsep ruko alfresco pertama di kawasan Bitung, sehingga cocok untuk kulineran penghuni dan warga sekitar Paramount Petals yang mendambakan tempat kongkow modern, nyaman dan aman,” tutur Direktur Sales dan Marketing Paramount Land, Chrissandy Dave, Kamis (29/5).

Paramount Petals (Foto: Paramount Land)

Hadir sejak lima tahun lalu, hingga kini sudah dihuni 500 Kepala Keluarga dari 1.000 unit rumah yang telah dibangun. Nilai propertinya diklaim pengembangnya, bakal terus meningkat. Hal ini ditopang juga oleh konstruksi akses tol langsung KM 25 di ruas tol Jakarta-Merak yang menghubungkan proyeknya ke berbagai destinasi lain, seperti Bandara Soekarno-Hatta, pelabuhan Merak, DKI Jakarta dan sekitarnya, tol JORR, dan tol Serbaraja (Balaraja-Serpong) sedang dikebut. Rencananya, target beroperasi akhir tahun ini.

award
SPSAwArDS