Jelang 2023, Pengusaha Bakal Waspadai 4 Hal Ini

marketeers article
Ilustrasi pengusaha kecil. Sumber gambar: 123rf.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis pada tahun 2023 perekonomian nasional terhindar dari resesi global. Hal ini terjadi lantaran besarnya konsumsi domestik yang diuntungkan dengan melimpahnya bahan baku.

Ajib Hamdani, Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Apindo mengatakan meskipun para pengusaha merasa percaya diri tapi harus tetap waspada. Dia bilang setidaknya ada empat hal yang perlu dimitigasi agar perekonomian nasional mampu tumbuh lebih baik dibandingkan dengan negara lain.

BACA JUGA: Bank DBS Bagikan Hasil Prediksi Tren Konsumsi Hadapi Tahun 2023

Pertama adanya pelemahan daya beli masyarakat. Hingga Desember 2022, pemerintah masih bisa mengintervensi dan menjaga daya beli masyarakat melalui program bantuan langsung tunai (BLT) yang dialokasikan melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

“Program ini cenderung tidak bisa dilanjutkan oleh pemerintah, sehingga akan membuat konstraksi dalam kemampuan daya beli masyarakat. Padahal daya beli inilah yang menjadi kekuatan konsumsi masyarakat, dan yang menjadi penopang signifikan produk domestik bruto (PDB) Indonesia,” kata Ajib melalui keterangannya, Kamis (29/12/2022).

BACA JUGA: Pengusaha Proyeksikan PHK Tekstil dan Alas Kaki Berlanjut pada 2023

Tantangan kedua adalah potensi inflasi yang naik dibandingkan kondisi tahun 2022. Inflasi tersebut secara substantif mengurangi kesejahteraan masyarakat.

Kemudian, tantangan ketiga adalah pengangguran yang jumlahnya akan makin naik. Terakhir, adalah kenaikan bunga bank yang cukup tinggi sebagai akibat lonjakan suku bunga acuan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Alhasil, dari sisi produksi akan mengatrol cost of fund yang menjadi bagian penting harga pokok penjualan (HPP).

“Sedangkan dari sisi masyarakat, akan menambah beban untuk kredit konsumsi akibat kenaikan suku bunga,” ujarnya.

Kendati demikian, Ajib menilai ada tiga hal bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia makin membaik tahun 2023. Pertama, adalah jumlah penduduknya yang sangat besar sehingga mampu meningkatkan konsumsi domestik.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir tahun 2021 jumlah penduduk mencapai 273,8 juta orang. Bahkan, diperkirakan bisa melebihi 275 juta pada tahun 2022. 

Dalam sebuah ekosistem ekonomi, jumlah penduduk adalah market atau demand. Dengan demand yang besar, maka konsumsi akan terjaga dengan baik.

Lalu, potensi kedua adalah melimpahnya sumber daya alam dan komoditas. Kondisi makin diuntungkan dengan rencana pemerintah melakukan program transformasi ekonomi dengan hilirisasi industri dan melarang ekspor bahan baku.

“Potensi ketiga adalah kekuatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) yang menjadi penyangga utama pertumbuhan ekonomi. Ini adalah sektor usaha yang mempunyai resiliensi atau daya bangkit yang cepat. Kalau pemerintah bisa memberikan daya ungkit maksimal di sektor tersebut, maka pertumbuhan ekonomi akan tetap terjaga bahkan bisa terakselerasi dengan lebih cepat,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS