Jelang Ramadan, Ibis Terapkan Demand-Driven Strategy

marketeers article
Sumber Gambar: Dok. Ibis

Bulan Ramadan memang bulan penuh berkah. Namun, juga penuh tantangan bagi pemain bisnis perhotelan. Pasalnya, selama bulan puasa, permintaan kamar hotel berkurang signifikan. Alasannya, banyak perusahaan yang memilih mengadakan acara di luar bulan Ramadan.

“Selain itu, jumlah perjalanan domestik juga mengalami penurunan. Saat puasa, orang cenderung menunda melakukan traveling,” tutur Adi Satria, Vice President Sales Marketing & Distribution AccorHotels Malaysia-Indonesia-Singapura di ibis Slipi, Jumat (3/6/2016).

Karenanya, sambung Adi, AccorHotels sepanjang bulan puasa melakukan demand-driven approach atau strategi menciptakan permintaan. Hal ini dilakukan oleh jaringan hotel ibis yang mengadakan promosi bertajuk “Ramadan Di mana? Di Keluarga Ibis Saja!”

Dipilihnya ibis mengingat hotel ini adalah hotel kelas economi dari Accor yang secara target pasar, paling gemuk. Selain itu, jumlah hotel ini juga yang paling banyak dimiliki AccorHotels di Indonesia dengan total 47 hotel, tersebar di 16 kota.

ibis memiliki tiga jenis hotel, pertama hotel bed & breakfast ibis Budget (ibis biru) berjumlah sembilan hotel. Kedua, ibis Styles (hijau) dengan jumlah 16 hotel, dan di atasnya ada ibis (merah) dengan 22 hotel.

Program yang berlangsung 3 Juni hingga 15 Juli ini, sambung Satria, menawarkan paket menginap mulai Rp 270.000++ per kamar per malam. Harga itu sudah termasuk sahur atau sarapan untuk dua orang.

“Di saat bulan puasa ini, kami memilih memberikan added-value services. Sehingga dengan harga mulai dari Rp 270.000, tamu bisa mendapat fasilitas lebih ketimbang hari reguler,” jelas Adi.

Fasilitas lain yang dimaksud adalah memberikan voucher makan di setiap restoran ibis sebesar Rp 50.000 atau gratis penjemputan dari bandara.

Adi yakin, dengan strategi ini, average occupancy ratio (AOR) atau rerata tingkat okupansi hotel tidak mengalami penurunan. Begitu pula dengan average daily rate (ADR) atau rerata harga kamar per malam juga stabil. Bahkan, bisa meningkat. Adi mengklaim, okupansi AccorHotels saat ini di level 80%.

“Kami bukan seperti operator hotel kebanyakan yang di saat demand lesu, memberikan diskon harga. Kami tidak berikan diskon. Tapi, kami memberikan value lebih. Sehingga, harga yang dibayar tamu punya nilai lebih tinggi,” papar Adi.

Adi menambahkan, program yang berlangsung sejak sepuluh tahun terakhir ini telah berhasil menarik banyak tamu untuk menginap di jaringan hotel ibis.

“Program ini rata-rata membukukan 25.000-35.000 room night setiap tahun dengan durasi menginap sekitar dua malam,” tegas Adi.

Xavier Cappelut, Vice President Operations Economy Hotels untuk ‎AccorHotels Indonesia-Malaysia menambahkan, sampai akhir Juni 2016, ibis hotel menambah lima hotel baru, antara lain ibis Styles Bali Petitienget (134 kamar), ibis Bali Legian Street (106 kamar), ibis Jakarta Harmoni (212 kamar) dan ibis bujet Surabaya HR Muhammad (148 kamar).

“Kami baru saja meresmikan ibis Manado City Center Boulevard dengan total 154 unit. Dengan demikian, semakin banyak hotel keluarga ibis yang berpartisipasi dalam promosi Ramadhan tahun ini,” imbuhnya.

Xavier melanjutkan, beberapa hotel keluarga ibis pun akan dibuka pada tahun ini, seperti di Batam, Jakarta, Yogyakarta, Bali, dan Bogor.

Saat ini, jaringan hotel ibis tersebar di Bali, Balikpapan, Bandung, Bogor, Jakarta, Tangerang, Makassar, Malang, Manado, Padang, Pekanbaru, Semarang Solo, Surabaya, dan Yogyakarta.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS