Jurus Mie Suksess Bangun Konektivitas dengan Segmen Pasarnya

marketeers article
14684018 closeup of homemade instant noodles on a bowl with fork and spoon

Tidak bisa dipungkiri bahwa mi instan saat ini merupakan bagian dari banyak kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Harganya yang murah, penyajiannya yang ringkas, serta rasanya yang lezat membuat mi instan menjadi idola masyarakat Tanah Air, walaupun sering terjadi perdebatan terkait nilai gizi dan nutrisi di dalam satu kemasan mie instan.

Berdasarkan data yang dihimpun World Instant Noodles Association (WINA), secara total konsumsi mi instan di Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 14,8 miliar bungkus. Angka ini meningkat dari konsumsi tahun sebelumnya, yakni 13,2 miliar bungkus. Tahun 2017 diprediksi konsumsi mi instan akan meningkat pula.

Tingginya angka konsumsi itu membuat para produsen mi di Indonesia membuat varian baru. Mulai dari segi rasa hingga kuantitas dari mi itu sendiri. Salah satu segmen yang ada dalam industri mi adalah menyediakan dua porsi dalam satu kemasan. Salah satu produsen yang berhasil menorehkan hasil positif di sektor ini adalah Mie Suksess dari Wings Food.

“Sebenarnya, pasar mi instan isi dua itu tidak terlalu banyak pemainnya. Kami di sini hadir sebagai penantang. Yang paling utama kami jual adalah masalah rasa,” ujar Adria Devius Tiono, Group Head of Marketing Food PT Sayap Mas Utama (Wings Group Indonesia).

Dibandingkan kompetitornya, Mie Suksess terbilang masih anak bawang. Pasalnya, Mie Suksess baru muncul pada tahun 2015. Namun, kurang dari dua tahun, Mie Suksess berhasil berdiri sebagai pemain yang patut diperhitungkan dalam kategori mi instan isi dua. Untuk varian rasa, Mie Suksess memiliki tiga varian rasa, yakni Mie Goreng Ayam Kremes, Mie Kuah Kari Ayam, dan Mie Kuah Ayam Bawang.

“Rasa yang kami sajikan cukup baik dan sangat diterima oleh masyarakat sehingga kami bisa tumbuh cukup pesat dan dapat market share yang lumayan,” jelas Adria.

Adria menjelaskan, dari awal Mie Suksess sudah tahu betul siapa yang akan mereka sasar. Dengan menyasar kalangan menengah ke bawah, segala kegiatan pemasarannya pun disesuaikan untuk segmen tersebut. Mulai dari pemilihan brand ambassador dan pemilihan kota-kota untuk kegiatan promosi.

“Kegiatan aktivasi kami banyak diselenggarakan di daerah. Kami tidak pernah bikin kegiatan di daerah urban, banyaknya di wilayah suburb seperti di Sumatera dan secondary city di Pulau Jawa. Kegiatan yang kami lakukan juga sederhana, seperti masuk ke pasar, bikin aktivasi sederhana di daerah, bikin hajatan Mie Suksess isi dua dengan membawa artis Dangdut Academy,” terangnya.

Setelah berhasil meraih pangsa pasar yang cukup, Adria memastikan bahwa masalah distribusi berjalan dengan baik. Terlebih saat ini Mie Suksess sudah diakui kualitasnya oleh konsumen. Saat ini, Mie Suksess bisa ditemukan di tiap penjuru daerah dari ujung timur hingga ujung barat. Pasar tradisional menjadi jalur distribusi terbesar Mie Suksess.

“Ketersediaan produk selalu kami monitor dengan ketat. Buat apa lakukan komunikasi pemasaran kalau produk kita tidak ada di pasaran? Kami selalu pastikan dari sisi supply selalu bagus,” katanya.

Terkait harga, Mie Suksess memang tergolong murah. Harga yang dipatok untuk satu kemasan Mie Suksess hanya berkisar Rp 2.200 hingga Rp 2.700 per bungkus. Namun, Adria membantah bahwa harga menjadi penentu suksesnya Mie Suksess di pasaran.

“Harga kami bersaing, kurang lebih sama dengan kompetitor. Buat kami, harga itu bukan sesuatu yang kami jadikan strategi. Kami selalu tonjolkan komunikasi, distribusi dan keunggulan produk,” pungkas Adria.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS