Jurus Mengejar Pertumbuhan di Masa Post Pandemic

marketeers article

Tahun ini merupakan tahun yang tepat bagi perusahaan-perusahaan untuk mengejar pertumbuhan setelah terganjal atau terhambat oleh pandemi yang berlangsung lebih dari dua tahun. Tahun ini juga menjadi tahun yang tepat untuk menyiapkan diri menghadapi kesulitan-kesulitan pada tahun-tahun mendatang akibat gejolak oleh tahun politik dan sebagainya. Perusahaan perlu menemukan jurus mengejar pertumbuhan tersebut.

Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan mulai menata kembali operasional dan strategi bisnisnya agar bisa mengejar pertumbuhan yang diinginkan. Ada lima model yang bisa dipakai oleh perusahaan untuk mendongkrak atau menjaga atau mengejar pertumbuhan di masa sekarang.

Pertama, Optimized Ops

Model ini mengacu pada upaya memperbaiki ketidakefisienan dan mengoptimalkan operation yang tidak optimal. Biasanya, perusahaan yang menjalankan model ini sedang mengalami masalah-masalah, seperti anggaran yang tidak dikelola dengan baik, banyak aktivitas pemasaran yang tak tepat sasaran, produktivitas organisasi rendah sehingga output dalam bentuk sales dan revenue tidak maksimal, dan adanya konflik internal yang membatasi ruang gerak organisasi. Agar bisa keluar dari masalah tersebut, perusahaan perlu melakukan perbaikan anggaran dengan merelokasi bujet ke pos-pos potensial, melakukan perbaikan kontinu pada core business, menghilangkan konflik-konflik internal, dan melakukan customer journey alignment.

Kedua, Focused Amplification

Dalam model ini, perusahaan mengejar pertumbuhan dengan cara memfokuskan diri pada kekhususan atau diferensiasi kunci yang dimilikinya. Perusahaan mungkin perlu mengurangi aktivitas dan pasar yang justru menganggu. Biasanya, perusahaan ini memiliki pasar yang memang sempit (niche), memiliki kecakapan khusus (deep expertise) yang tak dimiliki oleh pemain lain, serta memiliki produk flagship yang diandalkan karena menyumbang paling besar dari total pendapatan perusahaan. Cara mengejar pertumbuhan cukup beragam. Misalnya, dengan mencari peluang-peluang yang high value, mencari segmen pelanggan yang profitable. Lalu, menjadikan produk flagship sebagai yang terbaik dibandingkan kompetitor terdekatnya, mengurangi portofolio produk yang tak punya kontribusi pada pertumbuhan. Intinya, melakukan less for more alias fokus pada yang kecil asal mampu tumbuh.

Ketiga, Adjacent Expansion

Dalam model ini, perusahaan melakukan ekspansi ke pasar terdekat. Biasanya, pendekatan ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang memang sudah memiliki pasar yang jelas dan berada berdekatan dengan pasar lain yang tinggal sekali lagi mereka raih. Ini dilakukan hanya dengan melakukan modifikasi-modifikasi pada aktivitas dan produk yang mereka jual. Biasanya ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki tiga ciri, yakni memiliki underserved markets (pasarnya belum bisa mereka layani karena keterbatasan jangkauan, memiliki basis pelanggan loyal, dan memiliki value chain yang panjang. Upaya yang dilakukan, antara lain melakukan ekspansi secara geografis, meluncurkan produk baru, dan melakukan brand extension.

Keempat, Portofolio Diversification

Di sini, perusahaan memasuki ke bisnis-bisnis yang baru. Biasanya, bisnis baru ini tidak ada kaitannya dengan bisnis-bisnis yang saat ini digeluti. Oleh karenanya disebut dengan diversifikasi. Bertaruh pada sektor-sektor yang jauh dengan segmen-segmen perusahaan saat ini. Ada tiga syarat masuk ke pendekatan ini, yakni harus memiliki operational excellence, harus memiliki holding secara korporat yang kuat, dan harus memiliki resources yang kuat. Kunci sukses model ini adalah performance management, integrasi budaya perusahaan, dan kepemilikan leadership engine.

Kelima, Agile Hacking

Model ini dipopulerkan oleh perusahaan teknologi. Biasanya perusahaan memiliki life-cycle produk yang pendek. Aplikasi senantiasa diperbarui setiap saat untuk mengikuti perubahan selera pasar yang berubah-ubah. Mereka memiliki product platform yang fleksibel berbasis aplikasi. Mereka memiliki face time to market atau harus meluncurkan produk yang cepat dalam waktu yang singkat. Di sini, CX Innovation penting. Ketika banyak perusahaan nonteknologi berfokus pada fisik, perusahaan digital berfokus pada digital atau virtual dan di sini customer experience sangat penting. Perusahaan melakukan novasi dalam customer experience, kustomisasi, dan melakukan continuous experimentation.

Kelima model tersebut bisa dipakai oleh perusahaan sebagai jurus mengejar pertumbuhan. Tentunya pemilihan modelnya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi perusahaan masing-masing. Yang jelas, tidak ada kata terlambat untuk mengejar kembali ketertinggalan. Masih banyak waktu dan peluang untuk maju.

Related

award
SPSAwArDS