Kaskus: Forum Online Juga Butuh Interaksi Offline

marketeers article

Di era Internet sekarang ini, online adalah sebuah perwujudan eksistensi. Aktif secara offline saja tidak cukup bila tak dibarengi pemanfaatan media online dan jejaring social media. Seperti ungkapan Descartes yang berbunyi “aku berpikir maka aku ada,” salah satu sesi yang diangkat dalam Jakarta Marketing Week (JMW) 2015 hari ini adalah Netizen Hours: I Connect Therefore I Am.

Sesi ini menghadirkan Ignatius Untung, VP Marketing Kaskus Networks, yang menjelaskan bagaimana Internet dan media sosial telah mempengaruhi kehidupan masyarakat sehari-hari. Menurutnya, populasi online di Indonesia pada akhir 2014 telah menyentuh sekitar 84 juta orang dan diyakini akan terus bertambah. Selain itu, ia mengatakan ada empat tren penggunaan Internet.

Pertama adalah menjadi saluran untuk melakukan perbaikan dan perubahan. Salah satu contoh dalam hal ini adalah koin Prita yang merupakan bentuk dukungan publik atas kasus yang menimpa perempuan bernama Prita beberapa tahun lalu. Kedua adalah menjadi wadah ekspresi. Untung mengatakan orang bisa melakukan hampir apa saja melalui Internet. Blog, website, hingga media sosial menjadi tempat berekspresi semua kalangan. Ketiga, Internet dan media sosial telah memberi kesempatan bagi setiap orang untuk menjadi unik. Terakhir adalah transparansi. Kehadiran Internet membuat penyebaran informasi lebih mudah dan dapat diawasi oleh semua orang.

“Di Kaskus, kami memungkinkan semua itu. Kami melihat Indonesia adalah negara yang sangat memperhatikan aspek sosial dan berbagi banyak hal melalui platform ini,” ujar Untung saat mengisi sesi Netizen Hours JMW 2015, Senin (11/5/2015). Salah satu contoh yang disebut Untung adalah artis berinisial AA yang ramai diperbincangkan karena terjerat kasus prostitusi online. Kurang dari seminggu, sekitar seribu komentar diunggah Netizen di Kaskus. Bahkan, diskusi yang terjadi telah dibagikan oleh lebih dari 700 pengunjung website ke sosial media mereka.

Selain berbagi informasi, Untung mengatakan Kaskus juga menjadi platform untuk kolaborasi. Ia menceritakan bagaimana sebuah klinik di Kawasan Jakarta Barat mendiagnosis pasiennya dengan berbagai penyakit dan mengatakan mereka butuh operasi. Padahal, sebenarnya tidak begitu. Si pasien pun menceritakan kisahnya di Kaskus dan mendapat tanggapan dari Kaskuser lain yang ternyata mengalami hal serupa. Pengalaman buruk ini pun menjadi perbincangan. Singkat cerita, Untung mengatakan isu ini sampai ke pihak kepolisian yang akhirnya menutup klinik tersebut.

Manfaat lain dari platform online adalah bekerja sama dengan Netizen lain atas nama solidaritas. Salah satu cerita legandaris di Kaskus menurut Untung adalah kisah mang Jaya yang diunggah seorang Kaskuser. Mang Jaya adalah seorang tukang becak di Cilacap yang mengembalikan uang jutaan rupiah milik sang Kaskuser yang tertinggal. Ketika dikunjungi, ternyata rumah Mang Jaya sangat memperhatikan. Setelah itu, sang Kaskuser membuat thread solidaritas di Kaskus untuk membantu memperbaiki rumah Mang Jaya yang hampir roboh.

Saat ini, Untung mengatakan tak kurang dari 120 ribu anggota baru terdaftar di Kaskus setiap bulan. Total halaman yang dibaca pun bisa mencapai 700 juta per bulan dan bisa muncul 4.000 thread baru tiap hari. Para penjual terdaftar yang ada di FJB Kaskus (forum jual beli) pun telah mencapai satu juta penjual.

Menurut Untung, salah satu kunci untuk menjaga forum online adalah dengan tidak meninggalkan aktivitas offline-nya. “Salah satu kekuatan forum online adalah tidak hanya berinteraksi melalui Internet, namun juga offline. Kami punya komunitas-komunitas yang solid di berbagai tempat, termasuk di luar negeri, yang rutin menggelar berbagai acara,” pungkas Untung.

Related

award
SPSAwArDS