Kebal Perang Dagang AS-Cina, Airbus Pastikan Permintaan Pesawat Tetap Tinggi

marketeers article
Airbus. (Sumber: 123rf)

Airbus, produsen pesawat terbang asal Uni Eropa merevisi ke atas permintaan pesawatnya dalam 20 tahun ke depan. Kepada para investor, perusahaan memastikan tetap bertahan meski diterpa gelombang ketegangan perdagangan.

Dilansir Reuters, Kamis (12/6/2025), Airbus memprediksi bersama saingannya, Boeing akan mendominasi permintaan pesawat terbang. Diperkirakan kedua perusahaan mengirimkan 43.420 pesawat komersial antara tahun 2025 dan 2044, meningkat 2% dari perkiraan yang ditaksir setahun yang lalu.

BACA JUGA: Pelita Air Datangkan Airbus A320 sebagai Armada ke-13

Jumlah tersebut, termasuk 42.450 pesawat penumpang, naik 2% dari perkiraan sebelumnya, dan 970 pesawat kargo buatan pabrik, menguat 3%. Airbus tetap mempertahankan prediksi sebelumnya, yang mana lalu lintas udara tumbuh rata-rata 3,6% per tahun.

Selanjutnya, perusahaan memangkas pertumbuhan perdagangan menjadi 2,6% dan memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global ke 2,5%.

BACA JUGA: Pelita Air Kembali Tambah Armada Airbus A320

“Memang ada beberapa turbulensi karena situasi geopolitik dan perdagangan baru-baru ini. Ini masih hari-hari yang sangat awal, namun sinyal-sinyal awal memberi kami sedikit harapan,” kata Antonio Da Costa, kepala analisis pasar Airbus untuk pesawat komersial.

Industri penerbangan mengalami gejolak dengan adanya tarif AS oleh Presiden AS Donald Trump dan prospek pembalasan Uni Eropa, serta perubahan besar dalam bea masuk yang diberlakukan antara AS-Cina. Para pejabat AS dan Cina telah menyepakati sejumlah hal untuk memulihkan perdagangan, termasuk membatalkan tarif berskala besar.

Airbus memprediksi tarif dasar 10% oleh Trump untuk sebagian besar impor tetap berlaku untuk sementara waktu. Meski begitu, industri penerbangan diprediksi tetap tahan guncangan, mengingat konsumen di sektor ini adalah kelas menengah atas.

Guillaume Faury, CEO Airbus tetap menyerukan agar tarif untuk kedirgantaraan dibebaskan. Ini juga sesuai dengan sikap pemimpin industri AS yang mengingatkan dampak besar bagi bisnis jika perang tarif terus berlanjut.

Airbus menaikkan perkiraan permintaannya untuk pesawat single-aisle, seperti A320neo dan pesaingnya 737 MAX, yang menyumbang empat dari setiap lima pengiriman, sebesar 2%. Perusahaan ini akan mengirimkan 34.250 pesawat selama 20 tahun, yang mana 56% di antaranya merupakan kapasitas tambahan.

Airbus merevisi perkiraannya untuk pengiriman pesawat komersial berbadan lebar sebesar 3% menjadi 8.200 pesawat. Permintaan pasar untuk pesawat jarak jauh itu mengalami peningkatan, khususnya di wilayah Teluk.

Editor: Ranto Rajagukguk

award
SPSAwArDS