Kekuatan Marketing di Balik Kura-Kura Ninja

marketeers article

Di luar karakter-karakter jebolan Marvel, Disney, dan DC Comics, nama Ninja Turtles atau kura-kura ninja mulai mendapat atensi dari para merek yang ingin melakukan kampanye marketing. Mengawali kesuksesan filmnya pada dua tahun lalu, Teenage Mutant Ninja Turtles: Out of The Shadow menjadi film waralaba yang ditaksir mendulang untung.

Bayangkan, selama tiga hari penanyangannya di bioskop Amerika, Teenage Mutant Ninja Turtles 2 (TMNT) berhasil mencetak pendapatan kotor US$ 35,5 juta. Sedangkan di 40 pasar global, pendapatannya telah mencapai US$ 69,3 juta. Angka ini membuat TMNT berada di posisi pucuk Box Office, mengalahkan X-Men: Apocalypse.  

Namun, di luar angka penjualan yang berhasil dibukukan sampai saat ini, Paramount Studios yang memproduksi film TMNT, tahu betul ke mana seharusnya empat karakter kura, yakni Raphael, Donatello, Michelangeo, dan Leonardo, ditargetkan.

Pada tahun 1990, ketika Mirage Studios pertama kali merilis komik TMNT, mereka menargetkan pemirsa anak-anak. Film pertamanya lebih terlihat menampilkan “boneka penyu” ketimbang kura-kura.

Iklan televisi dan merchandising adalah upaya pemasaran utama TMNT pada tahun 1990an. Tujuannya, menarik anak-anak agar merongrong orang tua mereka untuk membeli beberapa produk TMNT, seperti kotak makan, seprai, pakaian, dan sebagainya.

Film TMNT tahun 1990an itu berhasil menggaet Dominos Pizza sebagai sponsor film lewat berbagai product placement. Sejak saat itulah,  kura-kura ninja mulai diidentikkan sebagai penggemar adonan tepung dengan topping daging dan keju tersebut.

Tak mau ketinggalan, rivalnya, Pizza Hut juga sempat menjadikan TMNT sebagai bintang iklan televisinya. Pizza Hut mesti merogoh kocek sebesar US$ 20 juta untuk keperluan promosinya itu.

Dua puluh tahun berselang, film TMNT pertama berformat 3D pun akhirnya dirilis pada tahun 2014. Dengan memakan biaya produksi US$ 125 juta, film ini menargetkan penonton yang sama sekali berbeda dari TMNT klasik, yaitu mantan anak-anak yang kini telah memiliki anak (baca: orang dewasa).

Alhasil, film tersebut hadir dengan kura-kura berotot, lelucon dewasa, serta menampilkan gadis-gadis seksi. Saat itu, TMNT berhasil meraup pendapatan US$ 493 juta secara global.

Bulan ini, TMNT 2 telah tayang di 40 pasar global, termasuk Indonesia. Ketimbang sibuk menggaet sponsor ke dalam film, nampaknya Paramount telah berpikir ‘keluar dari kotak pizza’-nya selama ini. Dalam artian, film kali ini dibuat jauh lebih atraktif dengan efek yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Dengan menggandeng Michael Bay sebagai produser, sudah bisa dipastikan film ini bakal menyematkan unsur robotik ala Transformers. Kehadiran aktris cantik Megan Fox yang memiliki 50 juta pengikut Facebook, turut menambah “segar” film garapan sutradara Dave Green ini.

Penasaran? Saksikan TMNT 2 di bioskop terdekat Anda!

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS