Kembangkan Vaksin DBD, RI Jajaki Peluang Investasi Perusahaan Jepang

marketeers article
Ilustrasi vaksinasi. Sumber gambar: 123rf.

Pemerintah terus mendorong adanya pengembangan vaksin untuk penyakit demam berdarah dengue (DBD). Upaya ini dilakukan dengan menjajaki peluang investasi dengan perusahaan farmasi asal Jepang, Takeda Pharmaceutical Company.

Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan, sebagai negara dengan endemis demam berdarah, khususnya di wilayah Indonesia Tengah dan Timur, sangat membutuhkan vaksin. Peluang kerja sama investasi dengan Takeda sangat potensial lantaran telah bergerak di bidang farmasi sejak tahun 1971.

Takeda merupakan perusahaan farmasi global yang berinvestasi dalam penelitian dan mengkomersialkan lebih dari 700 produk di 70 negara dan memiliki lebih dari 55.000 karyawan secara global.

Di Indonesia, Takeda telah menjadi mitra layanan kesehatan utama selama lebih dari 50 tahun dan berkontribusi pada penyakit kompleks seperti onkologi, perawatan primer dan layanan kesehatan konsumen.

BACA JUGA: Bahlil Ungkap Potensi Investasi Hilirisasi SDA Senilai US$ 545,3 Miliar

“Produk Takeda telah banyak membantu masyarakat Indonesia. Kami dorong Takeda untuk jangan hanya mengimpor vaksinnya tapi juga produksi di Indonesia,” ujar Bahlil melalui keterangannya, Jumat (20/1/2023).

Menurutnya, pemerintah telah siap untuk mendukung program dan rencana investasi Takeda serta akan membantu mengkoordinasikan program vaksinasi demam berdarah dengan Kementerian Kesehatan RI.

Ditambah lagi, melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM), Indonesia telah memberikan persetujuan kepada Takeda terkait penggunaan Vaksin Dengue Tetravalen (TAK-003) untuk demam berdarah, terutama untuk kelompok umur 6-45 tahun.

Selain itu, Kementerian Investasi/BKPM RI juga siap untuk memfasilitasi dan mempertemukan mitra lokal yang sesuai dengan kebutuhan Takeda. Kendati demikian, Bahlil tidak membeberkan berapa potensi nilai investasi yang bisa diboyong untuk bisa produksi vaksin DBD di Tanah Air.

BACA JUGA: Bocorkan Realisasi Investasi 2022, Bahlil: Lebih dari Rp 1.200 Trilliun

Sementara itu, Christophe Weber, Chief Executive Officer (CEO) Takeda menambahkan, pihaknya telah mengembangkan vaksin demam berdarah selama 10 tahun hingga kini telah sukses dan siap untuk didistribusikan. Dia bilang, perusahaan membuka kemungkinan untuk memproduksi vaksin demam berdarah di Indonesia selama ada mitra lokal yang tepat.

Dengan begitu, perluasan bisnis akan dapat memberikan manfaat yang luas. Termasuk pula dalam penanganan wabah penyakit di Indonesia. “Kami harapkan dukungan dari semua pihak untuk program vaksin ini. Kami juga terbuka atas kemungkinan bermitra dengan perusahaan lokal Indonesia,” ujar Weber.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS