Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap 23.347 masyarakat Indonesia terinfeksi penyakit raja singa atau sifilis. Kondisi ini tentu saja patut menjadi perhatian masyarakat.
Kabar tersebut diungkapkan dalam unggahan akun Instagram resmi Kemenkes pada Senin 16 Juni 2025). Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa infeksi menular seksual mengancam sebagian besar masyarakat Indonesia.
“Sifilis enggak pilih-pilih. Yang enggak nakal pun bisa kena. Karena itu, jangan cuma jaga image. Jaga kesehatanmu juga,” tulis Kemenkes melalui akun Instagram resminya, dikutip Senin (16/6/2025).
Sayangnya, masih banyak masyarakat yang salah paham mengenai penyakit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum ini. Padahal, penyakit ini bukan hanya disebab oleh gaya hidup, tapi juga memiliki beberapa faktor penyabab lainnya.
Penyebab Sifilis
Sifilis merupakan salah satu jenis penyaki infeksi menular seksual (IMS) yang bisa menyebar dari satu orang ke orang lain. Terutama saat penderita berada pada tahap primer dan sekunder, yaitu masa ketika gejala sifilis paling menular.
BACA JUGA Waspada Penyakit Kulit dari Pakaian Thrifting, Ini Tips dari Dokter
Mengutip dari Mayo Clinic, penularan sifilis paling sering terjadi saat melakukan hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, maupun anal dengan seseorang yang memiliki luka sifilis yang aktif. Luka ini sering kali tidak terasa sakit, sehingga tidak disadari dan tetap menular.
Bakteri penyebab sifilis bisa masuk ke tubuh melalui luka kecil atau goresan di kulit, atau melalui jaringan tubuh yang lembap seperti di mulut, alat kelamin, atau anus. Meski jarang, sifilis juga bisa menyebar lewat ciuman atau kontak langsung dengan luka terbuka yang terdapat di mulut, lidah, payudara, atau alat kelamin.
Tak hanya itu, sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan atau melalui ASI. Penularan sifilis dari ibu ke janin bisa menyebabkan komplikasi serius seperti kematian janin, bayi lahir mati, atau sifilis bawaan (kongenital), sebagaimana dijelaskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
BACA JUGA Tips Menjaga Kesehatan selama Musim Pancaroba
Oleh sebab itu Kemenkes mengimbau untuk tidak menganggap sifilis sebagai penyakit yang hanya dialami oleh orang-orang dengan gaya hidup tertentu. “Sifilis bukan cuma soal gaya hidup (seks bebas), tapi faktornya bisa beragam, dan siapa saja bisa terinfeksi. Sayangnya, masih banyak yang salah paham,” tegas Kemenkes.
Perlu diketahui, jika seseorang pernah terinfeksi dan sembuh, sifilis tidak akan kambuh dengan sendirinya. Namun, orang tersebut tetap bisa terinfeksi kembali jika melakukan kontak dengan luka aktif dari penderita sifilis lainnya.
Editor: Tri Kurnia Yunianto