Sebagai bagian dari komitmen terhadap pariwisata berkelanjutan, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia bersama mitra co-branding Wonderful Indonesia menghadirkan program aktivasi bertajuk Kampung Main. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep desa wisata sebagai destinasi berkelanjutan kepada masyarakat, khususnya anak-anak, melalui pendekatan edukatif yang menyenangkan.
Momentum libur sekolah menjadi latar penting dari pelaksanaan program ini. Selain memberi ruang bagi keluarga untuk berkumpul, masa liburan juga mendorong peningkatan kebutuhan akan kegiatan wisata yang bermakna.
Firnandi Gufron, Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Kemenpar RI, menjelaskan bahwa program ini menjadi wujud nyata kepedulian terhadap keberlangsungan lingkungan hidup.
“Kami harap, kampanye ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu regenerative tourism. Semoga partisipasi generasi muda dalam Kampung Main bisa mendorong tindakan konkret dalam menjaga alam, budaya, serta lingkungan saat berwisata,” jelas Firnandi Gufron saat ditemui oleh Marketeers di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Melalui Kampung Main, anak-anak diajak untuk belajar dan bereksplorasi dengan cara yang menyenangkan, sekaligus menanamkan nilai-nilai keberlanjutan sejak dini. Anak-anak dianggap memiliki peran strategis sebagai agen perubahan yang kelak dapat membawa pengaruh positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
BACA JUGA: Kemenpar Ungkap Experiental Tourism Jadi Tren Industri Pariwasata
Program ini akan berlangsung di lima kota, dimulai dari Jakarta di Taman Mini Indonesia Indah, lalu berlanjut ke Bandung di Kiara Artha Park, Yogyakarta di Pasar Wiguna Taman Ambarrukmo, Surabaya di Kidzania, dan Bali di Secret Garden Village.
Pelaksanaannya didukung oleh 18 mitra co-branding Wonderful Indonesia yang memiliki kesamaan visi dalam mengedepankan edukasi lingkungan di kawasan desa wisata. Fokus utama dari kegiatan ini adalah pengenalan konsep waste upcycling dan waste management, sebagai ajakan kepada masyarakat untuk mengolah sampah menjadi produk bernilai guna dan ekonomi.
“Program Kampung Main tidak mungkin bisa sukses sendiri. Kami perlu berkolaborasi dengan siapa pun yang punya niat yang sama. Kalau dikerjakan bersama, upaya yang dikeluarkan akan lebih ringan dan dampaknya lebih besar,” ungkap Firnandi Gufron.
Program ini juga sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan visi pariwisata berkelanjutan. Kementerian Pariwisata telah menyusun lima program prioritas yang mendukung arah tersebut, antara lain Gerakan Wisata Bersih untuk memperkuat daya saing, penerapan Tourism 5.0 melalui pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence / AI), penguatan destinasi wisata unggulan, penyelenggaraan acara internasional berbasis IP Indonesia, serta pengembangan kualitas dan kuantitas desa wisata sebagai daya tarik utama.
BACA JUGA: Gandeng Kemenpar, Meg Cheese Sulap Keju Jadi Wadah Promosi Pariwisata
Selama pelaksanaan Kampung Main, pengunjung akan diajak mengikuti beragam aktivitas edukatif seperti bermain permainan tradisional, mewarnai, mendengarkan cerita, berfoto dengan atribut desa wisata, hingga mencoba berbagai kegiatan interaktif lainnya. Selain itu, para peserta juga berkesempatan memperoleh hadiah serta memenangkan perjalanan wisata ke desa wisata dengan membagikan pengalaman mereka di media sosial.
Sebagai pelengkap, pengunjung juga dapat menikmati instalasi seni dari limbah seperti botol kaca, plastik, kertas, dan potongan kain yang diolah menjadi karya visual menarik. Seni instalatif ini tidak hanya menyuguhkan estetika, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya pengelolaan limbah dan kreativitas dalam memanfaatkannya.
Lebih dari sekadar hiburan dan edukasi, Kampung Main membawa pesan tanggung jawab kolektif kepada generasi muda. Melalui keterlibatan aktif mereka, diharapkan semangat untuk menjaga dan melestarikan desa wisata dapat tumbuh dan berkembang, menjadi bagian dari kebiasaan yang berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.