Kesuksesan Chanel Di Bawah Komando Karl Lagerfeld

marketeers article
Close-up of waving flag with Chanel logo, editorial 3D rendering United States United States

Kabar wafatnya Karl Lagerfeld berhasil menarik perhatian industri fesyen di seluruh dunia. Perannya dalam mengembangkan fesyen lewat merek Chanel tidak dapat dilupakan. Tidak hanya itu, Karl juga sukses menjadi ikon personal branding yang patut dicontoh oleh semua orang.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Karl mulai memproduksi pakaian untuk Chanel pada tahun 1983, dirinya juga sekaligus mewariskan kerajaan fesyen yang sudah berjaya selama 70 tahun. Namun, saat itu Chanel justru sedang mengalami krisis identitas yang cukup kritis karena kekosongan yang cukup lama.

Saat itu, Karl mengambil alih chanel dari Gabrielle Chanel sebelum akhirnya mengadaptasi dan memasukkan komponen yang ditinggalkan ke dalam budaya popular dari seluruh dunia. Dirinya ‘menikahi’ sebuah institusi dengan karikatur yang dibuatnya sendiri, dengan kacamata hitam, rambut model kuncir kuda, dan dibangun dengan legenda oleh Coco.

Di bawah komando Karl. Chanel menjadi merek fesyen siap pakai dengan harga luar biasa. Lini pakaian dan tas dari Chanel merupakan produk mewah dari merek ini. Sementara itu, Karl juga mendorong Chanel untuk memproduksi cat kuku dan parfum untuk meraih kelas menengah.

Hal lain yang mendorong kesuksesan Chanel di bawah Karl adalah sifatnya yang menarik perhatian. Dirinya mencintai teater. Di bawah tangan kreatif Karl, Chanel selalu berhasil membuat pertunjukan fesyen yang ikonik.

Ide-ide Karl mendorong Chanel  berubah dari sebuah merek yang dihargai dengan nama besarnya menjadi mesin fesyen dengan keuntungan mencapai US$ 10 juta. Angka yang menjadikan Chanel sebagai merek mewah. Namun sayangnya, dengan kepergian Karl, Chanel sekali lagi harus mencari jati dirinya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS