Ketidakpastian Ekonomi 2023, Bagaimana Nasib ASEAN?

marketeers article
Ketidakpastian Ekonomi 2023, Bagaimana Nasib ASEAN? (FOTO: Dok MarkPlus)

Perekonomian global diperkirakan masih dilanda ketidakpastian pada tahun 2023 sehingga bakal memengaruhi negara-negara di Asia Tenggara atau ASEAN. Ada tiga indikator yang menjadi landasan utama bagaimana ekonomi global berdampak ke banyak negara.

Chief Economist Bank of Singapore Mansoor Mohi-uddin memaparkan untuk indikator pertama adalah inflasi. Hampir seluruh negara di dunia melakukan pengetatan moneter untuk mengatasi inflasi yang mulai meningkat.

BACA JUGA: BPS Laporkan Inflasi November 2022 Tembus 5,42%

Tak hanya itu, kebijakan Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) yang menaikkan suku bunga acuan juga diikuti semua negara demi menjaga aliran modal asing. Kedua, konflik Rusia-Ukraina yang belum berakhir membuat berbagai harga komoditas tak kunjung turun dan mengerek inflasi.

“Perang di Ukraina memberi pengaruh besar terhadap berbagai harga komoditas,” ujar dia dalam The 8th ASEAN Marketing Summit yang masuk gelaran MarkPlus Conference 2023, Rabu (7/12/2022).

BACA JUGA: Ada Resesi Global, Kredivo Pastikan Bisnis Paylater Tetap Tumbuh

Sementara itu, indikator ketiga adalah ekonomi Cina. Pandemi COVID-19 diakui telah mereda di banyak negara, namun tidak demikian dengan negeri Tirai Bambu.

“Di sini kita sudah membuka (ekonomi), termasuk berbagai negara di dunia, tapi tidak dengan Cina. Ekonomi Cina menjadi sangat penting untuk menggambarkan kondisi ASEAN tahun depan,” ujarnya.

Dari berbagai indikator itu, dia melihat dampak ekonomi ke kawasan ASEAN tidak begitu besar pada 2023. Hal ini berbanding terbalik dengan ekonomi di Uni Eropa yang berpeluang mengalami resesi.

“Pertumbuhan ekonomi Asia tahun ini akan berada di 5,6% berkat pembukaan ekonomi setelah pandemi. Namun, Uni Eropa akan mengalami resesi tahun depan,” ucapnya.

Selain minim dampak bagi ekonomi ASEAN, sejumlah negara di kawasan justru berpeluang untuk tumbuh makin solid. Dia menyatakan ekonomi Indonesia dan Malaysia berpotensi tumbuh tinggi dengan adanya booming komoditas.

Mansoor menuturkan harga komoditas energi dan strategis lain yang meningkat di pasar internasional akan mendorong kinerja perdagangan kedua negara. Alhasil, peluang kedua negara untuk mennggenjot pertumbuhan ekonomi akan makin besar.

Related

award
SPSAwArDS