Kini GO-JEK yang Mulai Kehabisan Uang

marketeers article

Setelah Zalora dan FoodPanda, kini perusahaan teknologi berbasis aplikasi lain sedang mencari kucuran dana segar. Tidak lain tidak bukan adalah GO-JEK, yang mengaku mulai kehabisan uang gara-gara terus menerus memberikan subsidi bagi para pengemudi ojeknya agar harganya bisa bersaing alias murah. CEO GO-JEK Nadiem Makarim sendiri mengaku bahwa bisnisnya tidak bisa terus menerus begini karena secara jangka panjang tidak akan sehat, seperti dikutip dari Reuters.

GO-JEK sekarang menaungi sekitar 200 ribu pengemudi ojek atau driver dan mulai harus bersaing keras dengan Uber dan Grab karena keduanya juga kini memiliki layanan ojek serupa. Tentu berat untuk terus mensubsidi layanan dengan jumlah driver sebanyak itu. Sekarang Nadiem sedang mencoba jalan keluar dengan mencari investor baru.

Menurutnya, sudah ada beberapa investor tertarik untuk mendanai GO-JEK karena ukuran bisnis dan potensinya. Sejak booming tahun lalu karena inovasinya lewat layanan ojek menggunakan aplikasi smartphone, GO-JEK terus berkembang dengan banyak layanan mulai dari pijat, kirim makanan, bahkan mereka baru saja merilis GO Car yang merupakan ranah bisnis Uber.

Selain itu, layanan transportasi online seperti GO-JEK juga menuai kontroversi karena diprotes oleh pemain-pemain tradisional seperti taksi, di mana beberapa lalu perusahaan taksi Blue Bird melakukan demonstrasi terkait keberadaan perusahaan digital ini. Karena menurut mereka perusahaan seperti GO-JEK tidak memiliki regulasi jelas soal izin operasi, berbeda dengan perusahaan taksi yang memiliki lisensi jelas seperti plat kuning.

Namun, bagi Nadiem, bukan masalah regulasi atau demonstrasi yang pening sekarang ini. “Buat saya, tantangan terbesar adalah membuat sesuatu yang dapat diukur. Namun, teknologi tidak bisa. Itu yang tidak bisa membuat saya tidur,” ujar Nadiem.

Related

award
SPSAwArDS