Kiprah Phapros selama 69 Tahun di Sektor Farmasi Indonesia

marketeers article
Phapros genap berusia 69 tahun (Foto: PEHA)

PT Phapros Tbk yang merupakan bagian dari holding BUMN Farmasi tahun ini genap berusia 69 tahun. Sejak didirikan 21 Juni 1954, perusahaan pemilik brand Antimo tersebut telah melewati berbagai pencapaian.

Pencapaian yang dicatatkan perusahaan, baik dari sisi kinerja keuangan, kontribusi terhadap masyarakat melalui program TJSL, hingga produksi Tablet Tambah Darah (TTD) yang mencapai 500 juta tablet.

Selain itu, Phapros juga berhasil melakukan berbagai aksi korporasi seperti melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018 hingga mengakuisisi perusahaan farmasi lokal di tahun yang sama. Ekspansi produk Phapros ke pasar global juga merupakan bagian dari milestone perjalanan perusahaan berkode saham PEHA tersebut, seperti Kamboja dan Amerika Selatan.

Direktur Utama PT Phapros Tbk Hadi Kardoko mengatakan, pencapaian selama 69 tahun ini tidak lepas dari kontribusi berbagai pihak, mulai dari pemegang saham, investor, karyawan, pemerintah, mitra dagang, lembaga riset dan universitas, perusahaan induk Kimia Farma hingga masyarakat luas.

BACA JUGA: Gelar RUPS, Phapros Bagikan Dividen 40% Senilai Rp 11,2 Miliar

“Sejak berdiri tahun 1954, apa yang kami capai hingga saat ini merupakan hal yang patut dibanggakan oleh semua pihak yang terlibat dalam perjalanan Phapros. Pada tahun 2022 misalnya, Phapros telah memproduksi 500 juta tablet tambah darah. Pencapaian ini sekaligus sebagai bukti komitmen Phapros dalam mendukung Pemerintah menurunkan angka balita stunting,” ungkap Hadi di dalam laporannya.

BACA JUGA: Phapros: Pasar Ekspor Obat dan Alat Kesehatan Masih Terbuka Lebar

Hadi mengatakan, dalam sejarah perjalanan Phapros, perusahaan selalu memproduksi obat maupun alat kesehatan berbasis riset yang dibutuhkan masyarakat dan aman dalam penggunaannya. Sederet institusi ternama di Tanah Air pernah dan sedang menjalin kerja sama dengan Phapros, seperti  BRIN, Universitas Gajah Mada, RSUD dr Soetomo, dan lembaga riset serta perguruan tinggi dalam negeri lainnya

“Kami memiliki komitmen dalam hilirisasi riset. Fokus yang sudah kami jalankan di antaranya adalah bonefill jenis bubuk yang bisa digunakan untuk implan gigi, alat pendeteksi dini kanker serviks, alat pendeteksi kanker nasofaring dan lainnya,” lanjut Hadi.

Bulan Juni ini, anak perusahaan Phapros, yakni Lucas Djaja Group mengekspor produk Fluza kaplet ke Myanmar. Produk ini rutin diekspor ke sana sejak tahun 1998 dan di tahun ini perusahaan akan melepas 12 kontainer.

Related

award
SPSAwArDS