Sukses Bangun Startup, Jangan Anggap Remeh Ide Gila

marketeers article

Horas Medan! Setelah melanglangbuana ke ujung Barat Indonesia di Aceh, ajang TheNextDev 2016 bergeser sedikit ke Timur. Tepatnya di Kota Medan, Sumatera Utara pada Jumat (19/8/2016). Bertempat di Universitas Sumatera Utara (USU), TheNextDev 2016 Medan ini disambut dengan antusiasme tinggi. Setidaknya ada lebih dari 500 audiens hadir dan ini adalah rekor terbesar selama penyelenggaraan TheNextDev tahun 2016.

Antusiasme tinggi Kota Medan terutama anak mudanya terhadap perkembangan teknologi diwakili oleh pernyataan wakil walikota Akhyar Nasution.

“Sejak 2007 lalu Kota Medan memang menjadi salah satu kota percontohan untuk aplikasi teknologi khususnya di pemerintahan,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan oleh rektor USU Runtung Sitepu. “USU adalah tempat tepat untuk menyebarkan virus ITPreneur,” tukasnya.

TheNextDev tahun ini tetap mengusung ide bagaimana memecahkan permasalahan di kota dengan membereskan dahulu masalah di wilayah desa. Tapi rupanya bukan itu yang ingin diangkat oleh Yansen Kamto, CEO Kibar. Dalam sesi seminar, Yansen mencoba mengangkat motivasi para anak muda dengan sebuah kisah.

“Dua tahun lalu, Nadiem Makarim CEO dan founder GO-JEK datang kepada saya bahwa ia akan mengubah Indonesia. Saya pikir waktu itu pemikiran Nadiem tak jelas sama sekali. Saya langsung anggap Nadiem itu bodoh dan gila. Lalu sekarang bisa tebak seperti apa GO-JEK enam bulan kemudian. Punya 250 ribu pengemudi dengan 1.700 karyawan. Bahkan, baru-baru ini, ada yang menyuntikan dana Rp 7 triliun,” ungkap Yansen.

Yansen tidak sendiri yang menganggap ide Nadiem sebagai ketidakmungkinan. CEO Bukalapak Ahmad Zacky mengungkapkan hal serupa. Ia menilai ide Nadiem sebagai hal mustahil sembari menertawakannya.

Poin yang ingin diberikan Yansen adalah bahwa sekarang dengan GO-JEK semakin membesar semakin banyak pula orang mengatakan idenya gampang. Tapi, ide gampang itu lahir dari ide nekat yang dieksekusi dengan baik oleh seorang Nadiem. Mungkin tidak heran sebenarnya banyak orang dengan ide seperti Nadiem namun tidak punya nyali dan perencanaan berkualitas untuk mengeksekusinya menjadi sebuah kenyataan.

“Ide itu gampang. Tapi, yang penting eksekusinya. Kalau hanya ide, lalu perencanaan, buat riset tapi tidak ada eksekusi percuma saja. Yang dikerjakan cuma itu-itu saja setahun kemudian akan ada orang lain yang buat dan eksekusi. Jadi kerjakan saja dulu. Sekarang, eranya siapa paling cepat. Kita punya ide belum dieksekusi juga orang lain yang akan eksekusi,” sambung Yansen.

Mencari Co-Founder

Lalu untuk mengeksekusinya, faktor apa saja selain perencanaan matang? “Mark Zuckerberg tidak sendiri ketika membangun Facebook. Larry Page juga. Pendiri-pendiri startup di Indonesia juga begitu. Intinya bangun startup tidak bisa sendiri. Yang punya ide mungkin mengerti bisnis tapi tidak tahu cara bangun aplikasi. Di situlah butuh kehadiran orang lain untuk melengkapi,” ujar Corporate Reputation Manajemen Telkomsel Steve Saerang.

Ya, jika ada seorang founder, maka ia butuh co-founder. Hal yang sangat ditekankan oleh Yansen Kamto, membangun startup adalah petualangan mencari co-founder.

“Sekarang kalau CEO-nya bisa coding berteman dengan yang bisa coding lagi, tidak akan jadi apa-apa. Ia harus mencari teman lain yang mengerti bisnis, mengerti marketing, sampai keuangan. Baru jalan. Selain itu membangun startup dimulai dari kegagalan. Ketika gagal kita butuh seseorang yang bisa membangkitkan motivasi ketika sedang jatuh. Perlu ada orang lain untuk bertukar ide. Di situlah peran co-founder. Artinya, seorang founder harus melakukan kolaborasi agar menjadi sebuah inovasi,” tegas Yansen.

Selain kesamaan visi, co-founder harus saling memiliki passion yang sama, saling percaya, dan kompetensi untuk menutupi satu sama lain. Yansen memberikan satu trik bagaimana mencari kecocokan menemukan co-founder. Ketika berbicara dengan seorang calon co-founder dan bisa betah sampai lima jam, berarti di situ sudah ada kesamaan visi dan passion.

Di ajang ini, ada sepuluh startup baru yang mempresentasikan ide mereka di hadapan juri dan audiens dalam sesi Rocket Pitching. Jumlah pendaftar untuk sesi ini juga mencetak rekor. Setidaknya ada 32 startup yang mendaftar sebelum kemudian disaring lagi menjadi hanya sepuluh.

Dari kesepuluh itu, ada tiga terfavorit lewat startup Databit, Simply Medic, dan Bikin Janji. Sementara, pemenang dari sesi ini jatuh kepada startup bernama Onanonan. Startup ini memiliki konsep sebuah marketplace khusus untuk barang-barang khas Medan dan sekitarnya. Onanonan akan mendapatkan status wild card untuk maju ke babak berikutnya demi bersaing menuju 20 besar tingkat nasional.

Related

award
SPSAwArDS