Tetra Pak merilis sebuah white paper yang memperkenalkan pendekatan inovatif untuk mengurangi kandungan gula dalam jus buah. Inisiatif ini merupakan respons terhadap meningkatnya kesadaran kesehatan masyarakat dan penerapan regulasi terkait gula di seluruh kawasan Asia Tenggara.
Tetra Pak menanggapi tantangan ini dengan mengembangkan metode baru yang menggunakan fermentasi terkontrol untuk menurunkan kadar gula alami seperti sukrosa, glukosa, dan fruktosa dalam jus buah. Proses ini melibatkan penggunaan teknologi seperti filtrasi membran, transformasi gula enzimatik, dan fermentasi ragi.
BACA JUGA: Tetra Pak Fokus Bidik Segmen Minuman lewat Green Packaging
John Jose, Marketing Director Tetra Pak untuk wilayah Malaysia, Singapura, Filipina, dan Indonesia menyatakan bahwa tren kesehatan dan regulasi saat ini mendorong terjadinya inovasi signifikan di sektor makanan dan minuman.
“Dengan proses fermentasi canggih ini, kami mampu secara signifikan mengurangi kadar gula dalam jus tanpa mengorbankan rasa. Pendekatan ini membuka peluang besar bagi mitra kami di industri makanan dan minuman untuk mengembangkan produk yang lebih sehat dan sesuai dengan kebutuhan pasar,” ujar John Jose dalam siaran pers kepada Marketeers, Kamis (29/8/2024).
Proses fermentasi ini memungkinkan pengurangan kadar gula dalam jus hingga mendekati nol, yang kemudian dapat dicampur dengan jus biasa untuk mencapai tingkat kemanisan yang diinginkan tanpa mengurangi kualitas rasa atau nutrisinya.
Inovasi ini memungkinkan perusahaan di industri makanan dan minuman untuk menghadirkan kategori produk baru yang rendah gula, sambil tetap memenuhi ekspektasi konsumen.
BACA JUGA: Tetra Pak: Transformasi Sistem Pangan Penting Untuk Keberlanjutan
White paper yang dirilis oleh Tetra Pak juga menyoroti perubahan sikap konsumen terhadap gula, memberikan wawasan mendalam tentang proses fermentasi yang digunakan, serta mengeksplorasi potensi pengembangan kategori minuman baru yang rendah gula.
Ini merupakan langkah penting bagi industri untuk terus berkembang sesuai dengan standar kesehatan dan preferensi konsumen yang semakin ketat.
Editor: Eric Iskandarsjah
