KOPPI: Konsumen Hanya Ingin Ngopi Jika…

marketeers article
57126924 happy asian business friends cheering with coffee at cafe

Banyak sekali pengusaha kedai kopi yang bermunculan akhir-akhir ini. Trennya pun cukup panjang dan kini ngopi pun menjadi gaya hidup masyarakat. Meski memiliki potensi bisnis yang besar, namun pelaku usaha di dalamnya tidak bisa asal membuat kopi dan berharap produknya laku keras dan bertahan lama. Melihat hal tersebut, KOPPI sebagai aplikasi sekaligus kedai kopi on-demand melakukan riset dan menemukan beberapa hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli produk kopi. Apa saja?

“Penikmat kopi kini sudah menyebar ke segala lapisan usia, status sosial dan gender. Tantangannya adalah bagaimana ngopi itu bisa lebih cepat dan mudah, terjangkau, dan rasa kopi yang ditawarkan harus berkualitas,” ujar Tony Arifin, Founder sekaligus Chief Executive Officer KOPPI dalam siaran resminya.

Tony memaparkan, berdasarkan hasil survei internal yang dilakukan KOPPI bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi seseorang untuk membeli atau mengonsumsi kopi setiap hari. Antara lain masalah kecepatan, kemudahan, harga dan kualitas rasa.

Untuk faktor yang pertama misalnya, konsumen enggan mengantri lebih dari 15 menit hanya untuk membeli segelas kopi atau menunggu layanan pengantaran lebih dari 45 menit sehingga menyebabkan kualitas kopi menjadi tidak segar dan sudah encer.

Mahalnya harga segelas kopi yang dinikmati di kedai atau diantar (grab and go) juga menjadi faktor penentu. Survei menyebutkan, kemampuan seseorang untuk membeli kopi setiap hari hanya sekitar Rp 15.000 – Rp 30.000 per gelas.

Di sisi lain, meski kini banyak merek kopi yang menawarkan harga yang murah namun tidak serta merta mendorong seseorang untuk melakukan pembelian. Rasa yang berlebihan seperti terlalu manis adalah hal yang paling sering dikeluhkan konsumen.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS