Korea Selatan Jadi Mitra Bisnis Utama Indonesia

marketeers article
puzzle with the national flag of indonesia and south korea . concept

Korea Selatan (Korsel) dikatakan Menteri Perindustrian Airlangga Hartrato menjadi mitra utama bagi bisnis Indonesia kini. Nilai investasi Korsel terus meningkat dan menempati peringkat ketiga terbesar di Indonesia. Hingga pertengahan tahun ini, nilai investasi Korsel mencapai US$ 1,15 miliar.

Posisi Korsel sebagai primadona mitra bisnis Indonesia kian terlihat pascakunjungan Presiden Joko Widodo ke negeri Ginseng tersebut bulan lalu.

“Kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Seoul bulan lalu, juga membuka peluang yang lebih besar untuk memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak di berbagai bidang, seperti penerapan industri 4.0,” ujar Airlangga ketika mewakili Pemerintah Indonesia pada National Day & Armed Forces Republic of Korea di Jakarta, Selasa (02/10/2018).

Korsel merupakan mitra utama bagi Indonesia dalam berkolaborasi di sektor industri, investasi dan perdagangan. “Kerja sama yang terjalin dapat mendorong industri manufaktur nasional untuk lebih meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri melalui hilirisasi sekaligus penambahan terhadap penyerapan tenaga kerja lokal,” tambah Airlangga.

Pada tahun 2017, nilai investasi Korsel mencapai US$ 2,2miliar. Perusahaan-perusahaan Korsel di Indonesia telah menyerap sebanyak 900 ribu tenaga kerja lokal.

Potensi perdagangan kedua negara juga masih cukup besar. Tahun 2017, neraca perdagangan RI-Korsel mengalami surplus sebesar US$ 78 juta dari total nilai perdagangan yang mencapai US$ 17 miliar. Diproyeksi nilai perdagangan kedua negara semakin meningkat dengan target sebesar US$ 30 miliar tahun 2022.

“Walaupun kerja sama perdagangan telah kuat, namun perlu ditingkatkan lagi dalam upaya untuk mengurangi hambatan dan mengeksplorasi lebih banyak peluang khususnya aksi kolaborasi di sektor manufaktur untuk memperkuat struktur industri yang berkesinambungan dan kokoh,” paparnya.

Airlangga menyebutkan, beberapa sektor industri manufaktur yang prospektif untuk dijajaki kerja sama di antara pelaku usaha RI-Korsel, antara lain industri logam, otomotif, kimia, perkapalan, elektronika, tesktil dan produk tesktil, alas kaki, kabel listrik, energi, serta industri kecil dan menengah.

“Selain itu, guna mendukung industri 4.0, kedua negara sepakat bersinergi dalam pengembangan SDM,” imbuhnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS