Pasar yang diisi oleh para pemain penyedia layanan keuangan buy now pay later atau BNPL dinilai masih sangat potensial yang menyimpan kue yang sangat besar. Hal ini disampaikan oleh Mira Wibowo, President Director Indodana Finance. Menurutnya, segmentasi pasar ini terbagi-bagi.
35 tahun berkecimpung di industri keuangan, Mira mengatakan bahwa BNPL ini memiliki konsumen yang berbeda dengan pengguna kartu kredit.
Sebab itu pula, sulit bagi merek BNPL seperti Indodana Paylater untuk mengakuisisi pelanggan dari para pengguna kartu kredit.
BACA JUGA: Dorong Inklusi Keuangan, BCA Bersinergi dengan Indodana Finance
“Mengambil pasar dari pengguna kartu debit masih memungkinkan. Pengguna kartu kredit sulit beralih ke pay later. Sebab itu, kami membidik pengguna debit card bahkan hingga nasabah unbanked yang terbiasa dengan transaksi tunai,” ujar Mira saat menggelar bincang media di kantornya di Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Jika melihat laporan dari Otoritas Jasa Keuangan, jumlah masyarakat Indonesia yang unbanked atau belum memiliki rekening di bank, jumlahnya melebihi dari 50% dari total populasi di Indonesia.
Di sisi lain, Mira melihat segmentasi di pasar BNPL ini pun terbagi dan mulai membentuk klaster.
Segmentasi ini terbagi ke dalam kelompok konsumen pengguna layanan marketplace seperti Shopee dengan Shopee PayLater juga Gopay Later, lalu pengguna layanan QRIS. Meski terbagi seperti ini, kemungkinan adanya irisan tetap ada.
“Nasabah kami banyak diisi oleh kelompok usia produktif, yakni 25-39 tahun. Mayoritas pengguna Indodana Paylater adalah laki-laki dengan total 60% dan mereka ini datang dari para pekerja profesional. 70% adalah Gen Z dan Milenial,” ujar Iwan Dewanto, Direktur Indodana Finance.
BACA JUGA: 6 Perbedaan Paylater dan Pinjaman Online, Serupa tapi Tak Sama!
Soal peta persaingan, perusahaan melihat ada dua nama besar lainnya di BNPL, selain Indodana, yakni Home Credit dan Kredivo bersama lima pemain lainnya. Ketiganya saling berkompetisi untuk mencatatkan market share tertinggi, baik dari sisi active user, jumlah transaksi, maupun jumlah downloader.
“Kami memiliki 25 juta downloader dengan sekitar 2 juta active user. Soal market share dari sisi tingkat pertumbuhan, kami bisa klaim Indodana Paylater berada di posisi pertama karena kami baru saja melakukan ekspansi ke 50 kota,” ujar Iwan.
Mira dan Iwan memaparkan bahwa unique selling point atau USP produknya terletak pada layanan yang dapat dipercaya.
“Kami dikenal tidak ada tipu-tipu dengan layanan yang responsif. Ini menjadi fundamental utama karena konsumen lebih senang diayomi. Lalu masuk ke promo yang meluas di banyak merchant. Dari sini, kami bisa membukukan transaksi hingga Rp 500 miliar per bulan dengan transaksi harian sekitar 10 ribu transaksi,” tutup Mira.