Lakukan Digitalisasi, Bank Sumsel Babel Tidak Tinggalkan Layanan Konvensional

marketeers article

Industri perbankan termasuk sektor yang cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Termasuk, teknologi digital yang saat ini relevan dengan kebutuhan nasabah.  Namun, digitalisasi butuh didukung oleh organisasi dan sumber daya manusia yang tangkas agar siap menghadapi kondisi yang berubah-ubah.

“Saat ini, masyarakat yang semakin melek digital. Secara sederhana terlihat dmeningkatnya penjualan online khususnya sektor UKM  sejak awal pandemi COVID-19,” kata Achmad Syamsudin,Direktur Utama Bank Sumsel Babel pada acara Marketeers Goes To Bank, secara virtual, Rabu, (18/08/2021).

Ia menambahkan, selama pandemi jumlah frekuensi serta nominal transaksi berdasarkan slip di kantor cabang mengalami penurunan. Di sisi lain,  ada peningkatan pada kanal elektronik seperti e-banking, m-banking, QRIS, Electronic Data Capture (EDC), Cash Deposito Machine (CDM), dan Laku Pandai.

Bank Sumsel Babel sudah melakukan survei mengenai bagaimana produk dan layanan menurut pandangan dari nasabah Bank Sumsel Babel. Hasil survei yang dilakukan menyimpulkan para nasabah beranggapan bahwa Bank Sumsel Babel telah memiliki kelengkapan, fleksibilitas dan cukup variatif sehingga produk dan layanan yang dihadirkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan mereka saat ini. Selain itu, survei yang sama menunjukkan sebagian nasabah masih menyukai transaksi melalui kantor cabang.

“Bank Sumsel Babel tetap mempertahankan kualitas layanan tradisional seiring pengembangan layanan digital. Kami tidak serta-merta mengikuti tren industri perbankan yang terjadi di pulau Jawa, tetapi kami perlu berhati-hati dalam melakukan digitalisasi melihat pada kondisi  geografi dan demografi di wilayah Sulawesi Selatan,” ujarnya.  

 Ia menambahkan masyarakat yang melek teknologi digital cenderung generasi milenial yang berada di perkotaan yang infrastruktur internetnya lebih bagus.  Sementara nasabah Bank Sumsel Babel masih didominasi oleh generasi kolonial. Selain itu, kondisi literasi digital di Sumatera Selatan dan Bangka Belitung masih terbilang rendah.

Namun, ada potensi ekonomi digital yang bisa digarap oleh Bank Sumsel Babel, yakni segmen pemerintahan dan pelaku usaha, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM).   Berdasarkan data dari Bank Indonesia per Desember tahun 2020, Bank Sumsel Babel mempunyai realisasi Elektronifikasi Transaksi Pemda (ETP) Wilayah Sumatera Selatan yang cukup besar. Nominal ETP transaksi penerimaan Rp 6,5 Triliun dan nominal ETP transaksi belanja Rp 91,1 Triliun. Kemudian dari sisi UKM, pelaku UKM di Sumatera Selatan mencapai 480.232 sedangkan di Bangka Belitung mencapai 183.796.

Untuk menggarap segmen tersebut,  Bank Sumsel Babel mempersiapkan berbagai langkah. Di antaranya, .   menerapkan digital culture kepada sumber daya manusia didalamnya.  Lalu dibutuhkan sistem yang agile seperti dengan meluncurkan Open Application Programming Interfaces (API), dimana merupakan sistem yang memungkinkan bank melakukan kolaborasi dengan financial technology (fintech), e-commerce maupun start up.

“Bank Sumsel Babel terbuka bersinergi membuat ekosistem digital dengan perusahaan daerah lainnya, bank lain dan berbagai fintech,” tegas Achmad.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS