Apakah Lama Kunjungan ke Situs e-Commerce Pengaruhi Transaksi?

marketeers article
46650760 hands holding credit card and using laptop. online shopping

Sebelumnya pada riset yang dirilis oleh iPrice Group berdasarkan 30 e-commerce  dan marketplace platform ditemukan data bahwa rata-rata konsumen Indonesia menghabiskan waktu sebanyak empat menit sembilan detik dalam sekali kunjungan ke situs belanja online. Situs belanja online seperti Shopee, Mapemall, dan Berrybenka mampu membuat pengunjung betah berlama-lama di situs mereka selama lebih dari lima menit.

Rata-rata waktu kunjungan Shopee adalah sembilan menit 34 detik, Mapemall sebanyak delapan menit dua detik, dan Berrybenka menyusul di bilangan enam menit 39 detik. Sedangkan dari daftar 30 toko online tersebut, waktu paling singkat yang dihabiskan pengguna saat mengunjungi toko online adalah satu menit 45 detik.

Search engine Bing menyatakan rata-rata waktu kunjungan website dianggap baik jika pengguna menghabiskan waktu paling tidak semenit atau dua menit. Rata-rata time on site yang cukup tinggi juga menandakan ketatnya persaingan e-commerce di Indonesia. Kini, masing-masing toko online berlomba menarik kunjungan pelanggan dengan menyuguhkan konten yang relevan dengan tujuan transaksi online di situs mereka.

Ada banyak faktor yang memengaruhi “time on page” sebuah situs belanja online. Yang utama adalah konten website itu sendiri. Konten ini bisa berupa tampilan mulai dari desain, foto, dan copywrite yang relevan, dan tentunya ragam pilihan produk yang disediakan,” ujar Indah Mustikasari, Conten Marketer dari iPrice Group.

Namun, apakah lamanya kunjungan konsumen ke situs e-commerce berbanding lurus dengan jumlah transaksi? Jawabannya belum tentu. Alasannya, tidak ada jaminan lamanya waktu berbelanja dengan adanya transaksi. Terlebih sampai saat ini belum ada pelaku e-commerce atau marketplace di Indonesia yang buka-bukaan masalah penjualan dan transaksi mereka. Jika dibandingkan dengan negara Singapura yang merupakan konsumen belanja online nomor satu di Asia Tenggara, rata-rata waktu sekali kunjungan mereka di situs online juga sekitar empat menit 22 detik. Hal ini menunjukkan bahwa lama waktu kunjungan pelanggan di toko online belum tentu menandakan terjadinya transaksi online.

Riset Nielsen tahun 2014 menunjukkan 80% perilaku konsumen Indonesia masih menggunakan situs toko online untuk melihat review produk yang diinginkan sebelum membelinya secara offline. Hal ini disebabkan masih banyak konsumen Indonesia yang belum percaya dengan sistem transaksi online dan memberikan informasi kartu kredit mereka. Riset SingPost pada tahun 2014 juga menyatakan baru sebanyak 5,9 juta dari 83 juta pengguna yang melakukan belanja online. Angka ini sekilas terlihat banyak tapi sebenarnya baru 8% saja dari total jumlah populasi pengguna internet di Indonesia.

Meskipun begitu, angka ini tumbuh seiring dengan perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Pada tahun 2017, Gubernur BI Agus Martowardojo mengkonfirmasi peningkatan jumlah pengguna internet Indonesia yang berbelanja online mencapai 24,73 juta orang. Bank Indonesia juga melansir jumlah transaksi belanja online mencapai Rp 75 triliun pada tahun lalu.

Angka tersebut memang terlihat fantastis, namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menikmati manfaat dari revolusi ekonomi digital. Hal ini terlihat dari rasio antara jumlah pengguna internet dan jumlah penduduk yang masih rendah, yakni sekitar 51%. Rasio tersebut masih relatif jauh di bawah negara-negara tetangga, seperti Malaysia yang sebesar 71% dan Thailand 67%.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS