Layanan Kesehatan Perlu Dukungan Keamanan Digital yang Mumpuni

marketeers article
Layanan Kesehatan Perlu Dukungan Keamanan Digital Yang Mumpuni (FOTO:123RF)

Layanan kesehatan yang mulai bertransformasi menjadi digital perlu didukung keamanan digital yang memadai. Ini menjadi kewajiban bagi penyedia layanan kesehatan, mengingat beberapa waktu lalu masyarakat Indonesia sempat dihebohkan dengan isu kebocoran data pribadi yang terjadi di beberapa platform digital.

Sementara itu, serangan siber yang menyasar layanan kesehatan juga pernah terjadi sebelumnya. Pada Mei 2017 lalu, dua perusahaan bidang pelayanan kesehatan di Jakarta menjadi korban serangan siber ransomware WannaCry, yang menargetkan data-data rumah sakit yang bersifat rahasia dan pribadi, dari data transaksi hingga rekam medis pasien.

BACA JUGA: Kuartal III-2022, Pertumbuhan APE Allianz Syariah Mencapai 53,5%

“Pelayanan kesehatan mulai bergerak ke bidang transformasi digital, untuk mempermudah pasien dalam mengakses jasa kesehatan di mana pun mereka berada. Peningkatan adopsi pada pelayanan jasa kesehatan di bidang teknologi juga sudah sangat terlihat di mana sekitar 80% layanan kesehatan akan melanjutkan road technology map,” kata Cyber Security Associate Director Deloitte Indonesia, Hendro dalam siaran persnya, Senin (28/11/2022).

Hendro melihat Indonesia memiliki potensi pasar yang besar untuk mengembangkan digitalisasi layanan kesehatan di ranah regional dan internasional. Namun, sejumlah risiko dan gangguan yang timbul, dapat menjadi ancaman yang dapat membahayakan keberlangsungan industri kesehatan.

BACA JUGA: Hadapi Tantangan Industri, Pupuk Kaltim Genjot Kapasitas Karyawan

Governance, Risk and Compliance-Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Ahmad Ibrahim mengatakan peningkatan keamanan siber khususnya di dunia telemedicine merupakan langkah penting sebagai antisipasi insiden keamanan siber. Penanganan insiden keamanan siber adalah upaya untuk mendeteksi, melaporkan, menilai, menangani dan menanggapi serta mempelajari dunia maya insiden keamanan.

“Hal ini dimaksudkan untuk mendukung operasional sistem digital layanan kesehatan yang terintegrasi agar tetap terjamin kerahasiaan dan keamanannya. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yakin sinergisme yang konsisten dan selalu waspada antara pemerintah pusat dengan sejumlah layanan kesehatan, diharapkan dapat membendung segala bentuk ancaman siber yang potensial di ekosistem kesehatan Indonesia,” ujar Ahmad.

Hal yang sama juga diamini oleh Prodia. Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty mengatakan perusahaan sedang bergerak menuju perusahaan yang lebih memperhatikan keamanan siber untuk menjaga keamanan data pelanggan.

“Kami mau menjadi perusahaan yang terpercaya dalam hal pengamanan data, interaksi data, atau traffic data satu sama lain, dan mengharapkan adanya kesadaran bahwa dengan memahami cyber security, kita bisa saling menjaga data. Mengingat hal yang paling utama yang perlu kita lakukan dalam menjalankan bisnis adalah bagaimana melayani pelanggan dengan aman,” ucap Dewi.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS