Lewat Program SIPLah, Pintek Dukung UKM Sektor Pendidikan

marketeers article

Pendidikan merupakan menjadi salah satu pondasi bagi pertumbuhan sebuah negara. Agar kebutuhan di sektor pendidikan kian terpenuhi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan menghadirkan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah).

Melalui pantaun SIPLah, pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) pada sektor pendidikan mengalami pertumbuhan. Terlihat dari tingginya jumlah penyedia kebutuhan pendidikan yang bergabung dengan salah satu e-commerce SIPLah yang dioperasikan PT Telkom, yakni SipLah Telkom.

Dwi Meidianty selaku Tim Bisnis SIPLah Telkom menyampaikan bahwa sejak awal kehadiran SIPLah Telkom telah bertujuan untuk mempermudah akses para pelaku UKM pendidikan di Indonesia. Khususnya, pada bidang pengadaan barang dan jasa sekolah.

“Kami melihat adanya peningkatan secara positif dari transaksi dan jumlah penyedia kebutuhan pendidikan yang telah bergabung di dalamnya. Hingga saat ini, lebih dari 20 ribu penyedia kebutuhan pendidikan telah berhasil menjual jutaan produk yang variatif bersama kami. Ini berarti ada potensi  yang dapat dicapai ketika para pelaku UKM pendidikan ingin beralih dari cara konvensional dan bergabung dengan mitra SIPLah,” ujar Dwi.

Meski begitu, pada praktiknya masih ada tantangan yang perlu dihadapi para pelaku UKM pendidikan dalam mengembangkan usahanya, terutama terkait permodalan. Berdasarkan data dari Pintek pada Juli 2021, 57% dari 80 ribu pelaku UKM pendidikan kesulitan mendapatkan pendanaan selama dua tahun terakhir.

Co-Founder sekaligus Direktur Utama Pintek Tommy Yuwono menyampaikan bahwa adanya kekurangan informasi menjadi hambatan para pelaku UKM mendapat akses permodalan, karena kecenderungan para pelaku UKM tidak masuk audit lembaga keuangan konvensional.

“Biasanya, sekolah melakukan pesanan barang di awal sehingga membutuhkan modal yang besar. Oleh sebab itu, di awal 2021 kami fokus untuk pendanaan bagi pelaku UKM pendidikan,” tegas Tommy.

Melalui program SIPLah, Pintek terus berkomitmen untuk mengajak para pelaku UKM pendidikan mengembangkan bisnis secara optimal melalui digitalisasi. Para pelaku UKM Pendidikan dapat memanfaatkan peer to peer lending (P2P Lending) untuk memperoleh akses ke peminjaman modal. 

“Dengan inovasi pembiayaan yang kami miliki, diharapkan dapat mendorong semangat para pelaku UKM Pendidikan. Kami percaya tahun 2022 mereka dapat semakin berkembang seiring meningkatnya literasi keuangan dan pemanfaatan teknologi,” tutup Tommy. 

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS