LinkedIn: 65% Keterampilan Kerja Berubah pada 2030 karena AI

marketeers article
Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI (FOTO: 123RF)

Keterampilan kerja yang dibutuhkan untuk berbagai jenis pekerjaan di seluruh dunia diperkirakan berubah setidaknya 65% pada tahun 2030. Hal itu seiring perkembangan pesat dari AI dalam mengakselerasikan perubahan di lingkungan kerja, menurut data LinkedIn. 

Pergeseran signifikan telah terjadi, lowongan pekerjaan yang menyebut “AI” atau “Generative AI” naik lebih dari dua kali lipat di Asia Tenggara dalam dua tahun terakhir (2021–2023). Lowongan pekerjaan tersebut telah mengalami pertumbuhan jumlah lamaran sekitar 1,7x di Asia Tenggara dalam dua tahun terakhir dibandingkan lowongan pekerjaan yang tidak menyebutkan “AI” atau “Generative AI”.

“HR berada di posisi sentral untuk memastikan sebuah bisnis memiliki talenta dan keterampilan yang dibutuhkan untuk terus berkembang. AI pun akan menjadi alat yang penting bagi mereka, yang membantu mereka untuk fokus pada aspek ‘humanis’, seperti menjalin koneksi dan membangun hubungan dengan kandidat karyawan dan menumbuhkan budaya perusahaan yang kuat,” kata Rohit Kalsy, Country Leader, Indonesia at LinkedIn dalam keterangannya, Rabu (4/10/2023).

BACA JUGA: LinkedIn: Orang Indonesia Paling Optimistis di Asia Tenggara

Penelitian Linkedin juga menemukan tenaga profesional di Indonesia menjadi yang paling antusias untuk memakai AI dalam bekerja (99%) dibandingkan dengan pasar lain di Asia Pasifik, seperti Australia (84%), Singapura (97%), Malaysia (96%), dan Jepang (75%). Hampir 67% tenaga profesional di Indonesia juga menantikan penggunaan AI dalam mendapatkan nasihat karier atau menangani situasi sulit di tempat kerja (82%). 

BACA JUGA: 7 Cara Membuat LinkedIn Menonjol dan Menarik di Mata Perekrut!

Agar tenaga kerja siap menghadapi perubahan pada masa mendatang, pemimpin bisnis menempatkan divisi Human Resources (HR) dan tim perekrutan di garda terdepan. Sekitar 95% tenaga perekrutan talenta di Asia Tenggara mengatakan peran mereka menjadi lebih strategis dalam setahun terakhir, khususnya di lingkup akuisisi talenta (talent acquisition).

AI akan menjadi alat penting untuk menyelesaikan tugas-tugas berat agar tim HR dapat fokus terhadap pekerjaan yang lebih strategis. Mayoritas (80%) tenaga HR secara global percaya bahwa AI akan membantu mereka dalam lima tahun ke depan untuk fokus pada peran yang lebih strategis dan humanis, seperti memperkuat hubungan dengan kandidat dan karyawan, serta melakukan lebih banyak pekerjaan yang lebih kreatif dan strategis (39%).

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS