Lupakan French Fries, Sekarang Waktunya Kentang Goreng Belgia

marketeers article

French fries atau kentang goreng dikenal sebagai kudapan terpopuler di dunia. Orang menyangka bahwa french fries berasal dari Prancis. Padahal, negara yang menjadi cikal-bakal lahirnya kentang goreng adalah Belgia. Kini, negeri itu tengah menyorot Indonesia sebagai pasar kentang potensial.

Pada perhelatan Salon International de l’Alimentation (SIAL) yang dihelat di Jakarta beberapa waktu silam, lima produsen kentang asal Belgia mengaku tertarik untuk melakukan penetrasi pasar di Indonesia. Kelima produsen itu, yakni Agristo, Bart’s Potato Company, Clarebout Potatoes, Ecofrost, dan Mydibel mengatakan siap untuk memperlebar cakupan bisnis mereka di nusantara.

Kelima perusahaan ini merupakan yang terbesar di Belgia dan telah mengeskspor kentang goreng ke lebih dari 100 negara. Produksi kentang mereka juga telah memperoleh sertifikasi halal dari otoritas negara setempat. “Pasar di Indonesia telah mengenal kentang goreng, dan kami melihat banyak sekali peluang untuk lebih memperluas ekspor dan bisnis kami di wilayah ini,” ujar Wouter Trybou dari Mydibel.

Menurut Wouter, pasar kentang goreng di tanah air cukup potensial melihat dari adanya peningkatan belanja kelas menengah serta tingginya populasi muda. “Masyarakat Indonesia juga senang mencoba kuliner-kuliner baru,” ujarnya.

Jika realisasi investasi tersebut tercapai, maka industri makanan-minuman menjadi industri yang diminati oleh investor asing. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan pertumbuhan industri makanan dan minuman pada Q2 2017 tumbuh 7,19% dan berkontribusi pada PDB industri non-migas sebesar 34,17%.

Realisasi investasi industri makanan dan minuman pada semester I tahun lalu mencapai Rp 21,6 triliun. Pada semester tersebut, Penanaman Modal Asing (PMA) mencapat US$ 1,2 miliar (Rp 16 triliun), meningkat dari periode yang sama tahun 2016 yaitu sebesar US$ 988 juta (Rp 13 triliun).

Belgia memang dikenal sebagai pengekspor kentang goreng beku yang mana hanya 10% dari produksinya ditujukan untuk pasar lokal. Setengah dari kentang goreng yang ada di Eropa merupakan buah produksi pabrik yang berlokasi di negeri multikultural itu.

Tahun 2016, ekspor kentang goreng Belgia naik 14,3% menjadi 1,68 juta ton dari tahun sebelumnya. Kenaikan nilai ekspor ini karena tingginya permintaan dari negara-negara di luar Uni Eropa, khususnya dari Arab Saudi, Brasil dan Cile.

Indonesia sendiri masuk dalam peringkat ke-18 sebagai tujuan ekspor Belgia di luar Uni Eropa untuk produk kentang olahan. Tahun 2016, Indonesia mengimpor 40.961 ton kentang goreng beku dengan total nilai 40,83 juta euro (setara Rp 660 miliar).

Hanya saja, Indonesia lebih banyak mengimpor kentang goreng olahan dari Amerika Serikat, Belanda dan Kanada. Kentang Belgia menyumbang 4.754 ton dari total impor atau menempati keurutan empat.

Para produsen Belgia bergabung dalam organisasi pengekspor kentang bernama Belgapom yang telah mengekspor lebih dari 4,4 juta ton kentang olahan ke berbagai negara. Belgapom tengah mendorong perkembangan bisnis kentang belgia dengan mencari mitra bisnis lokal, baik itu distributor langsung, hotel, restoran ataupun kafe.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS